70+ Contoh Puisi Pahlawan untuk Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Contoh Puisi Pahlawan - Pahlawan adalah manusia tanpa tanda jasa yang rela mengeluarkan keringat, tenaga, air mata dan darah demi untuk kemerdekaan bangsa dan negara kita yaitu bangsa dan negara Indonesia tercinta.
Dan salah satu bentuk penghargaan terhadap perjuangan para pahlawan yang masih hidup maupun yang telah gugur mendahului kita, bisa kita tuangkan dalam sebuah karysa sastra yang berbentuk puisi. Nah bagi teman-teman yang sedang mencari inspirasi, berikut infastpedia sajikan beberapa contoh puisi pahlawan singkat terbaik.
Puisi Pahlawan Menyemangati Jiwa
Di Balik Seruan Pahlawan
Kabut...
Dalam kenangan pergolakan pertiwi
Mendung...
Bertandakah hujan deras
Membanjiri rasa yang haus kemerdekaan
Dia yang semua yang ada menunggu keputusan Sakral
Serbu...
Merdeka atau mati Allahu Akbar
Titahmu terdengar kian merasuk dalam jiwa
Dalam serbuan bambu runcing menyatu
Engkau teruskan Menyebut Ayat-ayat suci
Engkau teriakkan semangat juang demi negri
Engkau relakan terkasih menahan tepaan belati
Untuk ibu pertiwi
Kini kau lihat...
Merah hitam tanah kelahiranmu
Pertumpahan darah para penjajah keji
Gemelutmu tak kunjung sia
Lindunganya selalu di hatimu
Untuk kemerdekaan Indonesia Abadi
(Puisi Karya Zshara Aurora)
Untukmu Pahlawan Indonesiaku
Demi negeri...
Engkau korbankan waktumu
Demi bangsa...
Rela kau taruhkan nyawamu
Maut menghadang di depan
Kau bilang itu hiburan
Tampak raut wajahmu
Tak segelintir rasa takut
Semangat membara di jiwamu
Taklukkan mereka penghalang negri
Hari-hari mu di warnai
Pembunuhan dan pembantaian
Dan dihiasi Bunga-bunga api
Mengalir sungai darah di sekitarmu
Bahkan tak jarang mata air darah itu
Yang muncul dari tubuhmu
Namun tak dapat...
Runtuhkan tebing semangat juangmu
Bambu runcing yang setia menemanimu
Kaki telanjang yang tak beralas
Pakaian dengan seribu wangian
Basah di badan keringpun di badan
Yang kini menghantarkan indonesia
Kedalam istana kemerdekaan
Pemuda Untuk perubahan
Indonesiaku menangis
Bahkan Tercabik-cabik
Dengan hebatnya pengusaanya sang korupsi
Tak peduli rakyat menangis
Kesejahteraan jadi Angan-angan
Keadilan hanyalah Khayalan
Kemerdekaan telah terjajah
Yang tinggal hanya kebodohan
Indonesiaku, Indonesia kita bersama
Jangan hanya tinggal diam kawan
Mari kita bersatu ambil peranan
Sebagai pemuda untuk perubahan
(Puisi Karya Ananda Rezky Wibowo)
Pengorbanan
Mengucur deras keringat
Membasahi tubuh yang terikat
Membawa angan jauh entah kemana
Bagaikan pungguk merindukan bulan
Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan
Pagi yang menjadi malam
Bulan yang menjadi tahun
Sekian lama telah menanti
Dirinya tak jua lepas
Andai aku sang Ksatria
Aku pasti menyelamatkanya
Namun semua hanya mimpi
Dirinyalah yang harus berusaha
Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi
(Puisi Karya Siti Halimah)
Pahlawanku
Pahlawanku...
Bagaimana Ku bisa
Membalas Jasa-jasamu
Yang telah kau berikan untuk bumi pertiwi
Haruskah aku turun ke medan perang
Haruskah aku mandi berlumuran darah
Haruskah aku tersusuk pisau belati penjajah
Aku tak tahu cara untuk membalas Jasa-jasamu
Engkau relakan nyawamu
Demi suatu kemerdekaan yang mungkin
Tak bisa kau raih dengan tanganmu sendiri
Pahlawanku engkaulah bunga bangsa
(Puisi Karya Rezha Hidayat)
Indonesiaku Kini
Negaraku cinta indonesia
Nasibmu kini menderita
Rakyatmu kini sengsara
Pemimpin yang tidak bijaksana
Apakah pantas memimpin negara
Yang aman sentosa
Indonesiaku tumpah darahku
Apakah belum bangun dan terjaga
Pemimpin yang kita bangga
Apakah rasa kepemimpinan itu,
Masih tersimpan di nurani
Dan tertinggal di lubuk hati
Rakyat membutuhkanmu
Seorang khalifatur Rasyidin
Yang setia dalam memimpin
Yang menyantuni fakir miskin
Mengasihi anak yatim
Kami mengharapkan pemimpin
Yang sholeh dan solehah
Menggantikan tugas Rasulullah
Seorang pemimpin Ummah
Yang bersifat Siddiq dan Fatanah
Andai aku menemukan
Seorang pemimpin dunia
Seorang pemimpin negara dan agama
Seorang pemimpin Indonesia ku tercinta
Allah maha mengetahui dan yang mengetahuinya
(Puisi Karya Awaliya Nur Ramadhana)
Pupus Raga Hilang Nyawa
Napak tilas para pahlawan bangsa
Berkibar dalam syair sang saka
Berkobar dalam puisi indonesia
Untuk meraih Cita-cita merdeka
Napak tilas anak bangsa
Bersatu dalam semangat jiwa
Bergema di jagat nusantara
Untuk meraih prestasi dan karya
Merdeka...
Kata yang penuh dengan makna
Bertahta dalam raga pejuang bangsa
Bermandikan darah dan air mata
Merdeka...
Perjuangan tanpa pamrih untuk republik tercinta
Menggelora di garis khatulistiwa
Memberi kejayaan bangsa sepanjang masa
Merdeka...
Harta yang tak ternilai harganya
Menjadi pemicu pemimpin bangsa
Untuk tampil di Era dunia
Bambu Runcing
Mengapa engkau bawa padaku
Moncong bayonet dan sangkur terhunus
Padahal aku hanya ingin merdeka
Dan membiarkan Nyiur-nyiur derita
Musnah di tepian langit
Karena kau memaksaku
Bertahan atau mati
Dengan mengirim ratusan Bom
Yang engkau ledakkan di kepalaku
Aku terpaksa membela diri
Pesawat militermu jatuh
Di tusuk bambu runcingku
Semangat perdukaanmu runtuh
Kandas di Batu-batu cadas
Kota Surabaya yang panas
Untuk Pahlawan Negeriku
Untuk negriku...
Hancur lebing tulang belulang
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat penyejuk hati
Ku rela demi tanah airku
Sangsaka merah berani
Putih nan suci
Melambai-lambai di tiup angin
Air mata bercucuran sambil menganjungkan do'a
Untuk pahlawan negri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagat raya
Hanya jasamu yang bisa ku lihat
Hanya jasamu yang bisa ku kenang
Tubuhmu hancur lebur hilang entah kemana
Demi darahmu...
Demi tulangmu...
Aku perjuangkan negriku
Ini Indonesiaku
Bintaro
Seabadkah pesonamu dulu
Murkakah landasan nuranimu
Kau tampar senyuman manisku
Dan kau dengungkan pesona indah nadamu
Bintaro
Belum cukupkah kau tinju kami
Belum puaskah kau tertawakan kami
Atau ini hanya sandiwara cerita petinggimu
Bintaro
berjuta jiwa hilang dalam gerammu
Berjuta jiwa menangis dalam penakmu..
Hendra
Jejak-Jejak Pejuang
Jejak-jejak para pahlawan bangsa
Semerbak harum dalam deretan syair pujangga
Bercerita indah akan kisah perjuangan
Sang pahlawan dalam membela bangsa
Meregang nyawa di medan peperangan
Raga berlubang tertembus peluru tajam
Meski tersungkur tergeletak di tanah
Kau tetap hidup dalam sanubari anak bangsa
Jejak-jejak para pahlawan bangsa
Menapak jelas menembus zaman
Kini kaupun mampu menyaksikan dari surga
Bangsamu bersatu padu dalam semangat membela
Serdadu Tak dikenal
Kau ambil seragam lusuh di bilik kamarmu
Kau kenakan dengan sangat rapi
Meski dirimu kini tak dikenal
Namun semangat juangmu terasa hingga menembus batas zaman
Kau siapkan senapan dengan peluru tajam
Dengan gagah kau maju di barisan depan
Menjadi biduk dalam strategi perang
Tak jarang dirimu menjadi umpan kemenangan
Dengan gagah berani kau merangsek manju ke barisan depan
Hingga tak kau sadari sebuah peluru tajam menerjang
Meski kau tak dikenal
Perjuanganmu takkan akmi lupakan
Kerinduan Pertiwi
Ibu pertiwi kini berlinangan air mata
Menyaksikan hasil perjuangan yang tak terperi
Diinjak-injak oleh generasi terkini
Siapa hati yang tak pilu karenanya
Tanah airmu mengering
Tak lagi terbasahi darah perjuanganmu
Yang dahulu meresap ke dalam tanah airmu
Kini gersang tak berkehidupan
Kau saksikan negerimu kini
Mengaduh keluh kesah tak terperi
Menanti perjuanganmu kembali
Wahai pahlawan sejati
Pahlawan yang Hilang
Dimana lagi kan kutemukan keberanianmu
Dimana lagi kan kutemukan pekik teriak semangatmu
Dimala lagi ku temukan sosok sepertimu
Wahai pahlawan
Beribu hari telah kulalui
Jutaan hari telah kuhitung dengan jemari
Namun tak mampu jua kutemukan
Sosok pahlawan sejati
Kumeniti jalanan penuh onak dan duri
Menyusuri gurun pasir yang kering kerontang
Dimanakah kan kutemui lagi
Sosok sepertimu wahai pahlawanku
Satu Kata Merdeka
Suara derap langkah sepatu besar terdengar hingga seantaro medan perang
Kau berbegas maju menghardik musuh dengan garang
Sepucuk pistol kau bidikkan ke arah lawan
Hingga musuh tumbang tak mampu lagi bertolak pinggang
Kau fokuskan kedua matamu pada musuh
Dengan sigap kau arahkan lagi pistolmu ke arah tentara penjajah
Namun sayang, desiran granat meledak dahsyat
tepat di depan langkahmu terakhirmu
sang pahlawan terguncang degan dahsyat
tubuh tercabik berlumuran darah merah
wajahmu hampir-hampir tak lagi dapat dikenali
disaat terakhirmu kau bisikkan satu kata terindah yakni “merdeka”
Kenangan di Saat Perang
Saat-saat memilukan pada masa perang itu
Para penjuang gigih bertempur di medan laga
Desingan peluru terngiang-ngiang ditelinga
Hingga mampu menghentakkan jiwa-jiwa yang lemah
Saat-saat menegangkan ketika perang itu
Para serdadu di garis depan berlari
Menenteng senapan dan bambu runcing
Mencoba berjuang merebut asa
Saat-saat genderang perang ditabuhkan
Para tentara rakyat merangsek maju melawan penjajah
Dentuman ledakan tak lagi dihiraukan
Demi satu kata yang diperjuangkan, “merdeka”
Sepenggal Kisah Pejuang
Saat kisah-kisah perjuangan
Serta cerita heroik penuh patrotis diperdengarkan
Oleh lisan-lisan para veteran perang
Saat itu pula hati terbakar seolah ingin ikut berjuang
Ketika legenda-legenda tentang penjajah
Serta kekejaman dalam penjajahan diperdengarkan
Oleh lisan-lisan para veteran perang
Saat itu pula hati membenci dengan segala perasaan tak rela
Cerita tentang para pejuang
Melawan para penjajah
Membekas di hati dan membangkitkan rasa di hati
Akan kecintaan kepada negeri
Pahlawan yang Terbuang
Dari negeri seberang aku manyapamu
Di tanah pengasingan aku terbuang
Seorang pejuang perang yang terasingkan
Dalam deru debu peperangan kemerdekaan
Duhai saudaraku sebangsa di tanah air
Aku menyapamu dalam dekapan cinta
Serta rasa bangga dan semangat perjuangan
Meski kini daku berada di pengasingan
Mungkin saja akhir hidupku hanyalah berada pada hitungan detik saja
Mati membusuk di pengasingan ini
Kutitipkan semangat juang ini
Kepada mu kawan di medan peran
Pahlawan dari Masa Lalu
Kulihat dari kejauhan
Kibaran panji-panji merah putih menyapa
Seolah mengajak diri untuk ikut berjuang
Namun apalah daya raga tak mengizinkan
Teringat akan sebuah pengalaman masa lalu
Pada saat diri ini berlari ke garis depan
Mengangkat senjata menghardik lawan
Hingga kaki tertembak peluru tajam
Peperangan di masa lalu
Kini membuatku duduk lemah tak berdaya
Menyaksikan rekan sedang berjuang
Tersisa sudah rasa bangga dalam ketidakberdayaan
Antara Keadilan dan Ketidakadilan
Desingan peluru saling beradu
Dentuman suara meriam saling menyahut
Ledakan dari kejauhan menggelegar keras
Menandakan adanya pertarungan dahsyat
Pertarungan dahsyat yang kini terjadi
Antara keadilan dan ketidakadilan
Siapakah yang menjadi pemenangnya
Tak ada yang tahu hingga hasil pertarungan diketahui
Para pejuang kemerdekaan serta penjajah bangsa menjadi aktor utamanya
Sebuah bendera berkibar dengan gagahnya sebagai pertanda kemenagan
Bendera dengan warna merah dan putih
Pertanda kemenangan bangsa Indonesia ini
Bambu Runcing yang Terhunus
Bambu runcing tegak menantang kedzaliman
Menantang meriam besar penuh kesombongan
Keangkuhan akan kekuatan
Lagi-lagi mencoba merampas sebuah kebebasan
Bambu runcing terhunus menagih darah
Darah siapakah gerangan yang akan memuaskannya
Pucuk tajam itu sangat ingin menumpas
Segala kedzaliman dan angkara murka para penjajah
Bambu runcing dengan tegak menantang kulit putih
Bersenjatakan bedil dan meriam besar
Namun ternyata mampu terkalahkan oleh sebilah bambu
Yang terlahir dari semangat keadilan dan persatuan
Kemerdekaan ini
Karya: Rayhandi
Kemerdekaan ini adalah usaha
Usaha tanpa menyerah para pahlawan
Kemerdekaan ini adalah keringat
Yang setia mencucur ruah hingga habis
Kemerdekaan ini adalah lelah
Lelah yang setia menghantu
Kemerdekaan ini adalah darah
Karena berjuta ton darah raib untuk kemerdekaan, tergadai
Kemerdekaan ini adalah nyawa
Karena di indonesia ini beratus ratus tahun silam nyawa melayang
Semuanya untuk indonesia
Semuanya untuk senyum anak indonesia
Semuanya untuk masa depan indonesia yang lebih cerah.
Terbanglah Indonesia
Karya: Rayhandi
Terbanglah indonesia
Terbang ke langit bebas
Gapai bintang hingga jauh melambung
Tunjukkan pada dunia merah putihmu
Terbanglah indonesia
Takkan ada yang bisa mengikatmu
Juga mengurungmu
Kita bukan jangkrik di dalam kotak
Kita bebas merdeka
Terbanglah indonesia
Terbanglah kemana kau ingin terbang
Lihatlah kemana kau ingin lihat
Cintailah apa yang kau ingini
Kebebasan bersandar di raga kita
Karena kita merdeka
Terbanglah indonesia
Dunia harus tahu indonesia bangsa yang hebat
Bangsa yang menghargai perdamaian
Tapi bukan berarti bisa diam jika kebebasan kita di renggut
Takkan kita biarkan hak kita di injak injak.
Terbanglah indonesia
Di ujung samudera kedamaian kita memuncah
Berdiri di atas gunung
Kita jaga laut kita kita jaga bumi kita
Takkan kita biarkan indonesia hancur kembali
Karena indonesia sudah merdeka di tahun empat lima.
Bambu Runcing
Karya: Rayhandi
Di ujung bambu tajam menyikat
Mengoyak musuh hingga ampun
Di bilah tajam sakit mencekat
Siap siaga menelan musuh
Ujung bambu jadi saksi
Hitam rasa menyakit
Mengusir iblis dengan nyawa
Tanpa takut tanpa gentar
Rasa cinta tanah air
Menyatu di darah merah
Mengakar di tulang putih
Menguasai nafas
Mereka berjuang hingga raib
Bercerai dengan raga
Untuk bumi garuda
Untuk indonesia raya
Mereka mati dengan hormat
Memperjuangkan secerut kebebasan
Yang terenggut durjana
Untuk satu kemerdekaan.
Hari ini
Karya: Rayhandi
Hari ini kita berdiri di depan cermin
Memandang rupa hingga busana
Memandang diri yang takjub
Dengan lihai kita berlenggok
Hari ini lihatlah wajah wajah kita
Keras tanpa urat malu
Bagai tembok beton
Terpancar dengan bangga
Hari ini kita berdiri
Di bumi hitam begam
Di air biru jernih
Di udara putih bersih
Tapi tahukah dikau?
Bumi yang kita pijak adalah keringat para pahlawan
Mereka berjuang untuk tanah yang kita pijak dan untuk air yang kita minum
Hingga saat ini
Kita bisa terbang tanpa terkurung
Bisa berteriak tapa bekapan
Itu semua karena jasanya.
Terima kasih pahlawan
Karya: Rayhandi
Karena jasamu kita merdeka
Hidup di ujung barat hingga timur
Tanpa takut dan gugup yang membara
Kau rela mati demi kami
Kau rela miskin demi kami
Kau rela menderita demi kami
Untuk kami kau rela hancur
Berkatmu indonesia bisa merdeka
Mengepak sayap melesat langit
Berkatmu indonesia bisa jaya
Menembus zaman hingga canggih
Tak terbayang jika keberanian itu tak tumbuh di hati kalian
Tak terbayang jika kesabaran itu takmenyertai derita kalian
Tak terbayang jika semangat itu tak membakar bara kalian.
Kami anak muda kami bangsa indonesia
Berterima kasih untuk jasa jasamu para pahlawan
Karena perjuangan yang luar biasa kalian
Indonesia bisa menikmati udara kemerdekaan.
Kami Ingin Merdeka
Pagi ini kami berdiri tegak
di hadapan bendera pusaka
Derap langkah menghentak
sigap maju ke depan
moncong senapan mengarah pada sang ancaman
para penjajah yang datang dengan ketamakan
dengan lantang kusuarakan
bahwa aku putera bangsa
rela mati demi merdeka
darah tertumpah di tanah tak mengapa
asalkan lunas terbayar hutang merdeka
yang kau rebut berabad-abad lamanya
kau bangsa asing durjana
beraninya menginjakkan kaki kotormu
di tanah milik bangsa yang besar ini
kau bangsa asing tak beretika
beraninya mengibarkan benderamu
di tanah kami
tanah yang kami junjung kehormatannya
dan kami perjuangkan kedaulatannya
kau bangsa durjana
dengan tegas kami menolakmu
menjajah negeri kami tercinta
sampai mati
kami akan menuntut kemerdekaan kami
sampai mati
kami akan merebut hak kami
sebagai putera tanah air kami
Pahlawanku, Senjata Usangmu Lahirkan Militer Canggih
Bambu Runcingmu dulu, kini menjadi rudal
Pedang usangmu kini jadi torpedo handal
Ketapelmu, kini amunisi tuk jadikan musuh terpental
Sepeda usangmu, kini jadi tank di jalanan aspal
Pahlawanku, ini bukan kebetulan
Bukan pula kepiawaian tangan ilmuan
Apalagi sekedar buah kemajuan jaman
Inilah bagian dari perjuanganmu pahlawan
Berbanggalah, kini Indonesia semakin maju
Tak kan ada musuh yang berani melaju
Terlebih merebut kemenanganmu
Maafkan Kami, Pahlawanku
Kamilah generasi mudamu, Pahlawanku
Kamilah ujung tombak perjuangan kini
Di tangan kamilah setir nahkoda kami arahkan
Tuk berjuang diantara karam dan gelombang
Namun, maafkan kami pahlawanku
Jika dengan tangan ini terkadang kami corengkan noda
Kami habiskan masa muda ini untuk berfoya
Kami isi waktu kami dengan hal sia-sia
Di lubuk hati ini kami menangis
Ada dari kami yang menyalahi amanah
Jadi pemimpin yang kadang semena-mena
Dan memutuskan hal dengan tak adil
Kami, memang menodai jerih generasi muda lain
Mereka begitu getol berjuang untuk maju
Mereka begitu gigih menyingkir dari kenistaan
Kamipun ingin kembali dalam lintasan itu
Mengenang Perjuanganmu Wahai Ibu Kartini
Habis gelap terbitlah terang
Kemudahan jenjang pendidikan ini
Kesetaraan antar gender ini
Kemajuan wanita masa kini
Itulah jerihmu wahai Kartini
Kebodohan yang semakin beranjak pergi
Pendidikan yang tidak mengenal kasta ini
Anak-anak perempuan yang tak bodoh lagi
Prestasi wanita yang bisa digeluti kini
Tak kan terwujud tanpa tetes peluhmu
Meski 21 April adalah harimu
Setiap perempuan mengenakan kebaya sepertimu
Kemeriahan acara memperingatimu
Namun rasanya tak cukup untuk menyanjungmu
Tapi, kau tak perlu risau
Pahlawanku, Kan Ku Jaga Negeri Kita
Kemerdekaan negeri ini bukanlah hadiah
Kau raih dengan darahmu yang tlah tumpah
Merah Putih itu kini telah berdiri gagah
Tanpa seorangpun berani mengubah
Pahlawanku, kan ku jaga negeri kita
Ku curahkan jiwa dan raga tuk Indonesia tercinta
Ku bangun dan ku isi kemerdekaan ini
Dengan penuh upaya meski tak seberapa
Mengenang Perjuangan Pahlawanku
Kami bisa nikmati kemerdekaan ini
Kami mampu menyaksikan kedamaian di seluruh penjuru negeri
Kami dapat menggapai cita dan asa kami
Kami begitu sadar inilah buah perjuanganmu
Pahlawan kami, kami bangga meski kau tiada
Kemerdekaan yang kami nikmati ini
Pendidikan memadai yang kami enyam kini
Fasilitas dan teknologi canggih ini
Ada bukan karena kami, tapi ini karena kalian
Kami heningkan cipta untuk jerih payahmu
Tak ada yang bisa kami persembahkan
Kecuali sebatas upaya
Tuk lanjutkan asamu yang tinggi menjulang
PUISI PAHLAWAN MENYENTUH JIWA
Kepada Pahlawan Negeriku
Tanah airku
Seakan hancur bak kepingan tulang belulan
Berserakan tak berbentuk
Peluh jatuh seolah darar mengalir sekujur raga
Meski kini keringat bercucuran menjadi penyejuk hati
Rela juangku bagi Bumi Pertiwi
Mempertahankan kibaran sang saka maha berani
Merah putih tanpa noda
Menatap kibarannya hingga jatuh setitik demi setitik air mata
Tak lupa sepenggal doa penuh makna terpanjatkan
Kepada pahlawan negeri ini
Tak kenal mundur
Berpijak dalam kabut berdebu pasir
Kasih sayang tak terhingga untuk kalian pejuang bangsa
Berkat jasamu kini ku bisa lihat
Berkat semangat juangmu kini ku kenang
Walau ragamu hancur terkubur tanah serta terurai zaman
Demi darah yang kau tumpahkan
Tulang patahmu akibat perlawanan
Aku pun anak bangsa
Akan memperjuangkan negeri ku Indonesia
Meski dengan cara berbeda
PUISI PAHLAWAN INDONESIA
Tanah air ku tercinta Indonesia
Nasibmu kini seakan terombang-ambing
Rakyat makin jelata
Penguasa makin merajalela
Pantaskah memimpin bumi Ibu Pertiwi
Tanah tumpah darahku
Mahasuci Tuhan melimpahkan segala keindahan alam
Kekayaan melimpah ruah
Dari Sabang sampai Marauke
Benarkah kita kini pemiliknya
Atau telah berpindah tangan
Dimiliki oleh orang dari negeri entah berantah
Masihkah kini disematkan merdeka nan jaya
Hutang pun terlilit oleh dunia
Indonesia
Pada mu ku berjanji
Akan memperbaiki diri untuk kelak dapat mengabdi
Melanjutkan perjuangan bambu runcing
Kini menjelma berjuang melawan diri sendiri
PUISI PAHLAWAN PEJUANG INDONESIA
Untukmu para pejuang Indonesia
Berbekal bambu runcing
Berbaris jajaran terdepan
Berteriak maju melawan penjajah
Peluh keringat bercucuran darah jua
Kau hiraukan demi kemerdekaan bangsa
Tak gentar semua pengorbananmu
Kini Indonesia telah merdeka
Bagaimana anak bangsa seperti kami membalas perjuanganmu
Segala kau berikan pada bumi Ibu Pertiw
Tanpa mengharap imbalan balas jasa
Tak sedikit dari para pejuang kehilangan nyawa
Tak diketahui pula apa benar telah dikebumikan
Semua yang bertempur dengan layak
Izinkan kami menjadi sepertimu
Terbakar semangat hingga urat nadi
Memperjuangkan Indonesia dengan cara berbeda
Pahlawanku
Engkau kan selalu dikenang
Atas jasamu dan dalam sejarah perjuangan
PUISI PAHLAWAN SEMANGAT
Dibalik Kobaran Semangat Juang Mu
Kabut
Membekas kenangan Ibu Pertiwi
Mendung menyelimuti
Rintik kian deras menerpa
Turuk membanjiri lautan peluh dan darah
Dia tak menunggu keputusan pencipta
Serbu
Maju untuk merdeka atau mati
Takbir berkumandang Allahu Akbar
Teriakmu terdengar hingga sukma
Sebilah bambu runcing bersatu
Tak lupa panjatan ayat suci
Kau kumandangkan bukti semangat juang
Demi melepas belenggu penjajahan
Belati tak kau hiraukan
Meski mengoyak kulit mengiris nadi
Semua demi tanah air
Kini dari atas kau lihat
Perjuanganmu terbayar lunas
Indonesia telah merdeka
Tenanglah diperistirahatan abadimu
Kami akan melanjutkan perjuanganmu
Demi melindungi Indonesia
Mensejahterakan seluruh anak bangsanya
PUISI PENGORBANAN PAHLAWAN
Pengorbananmu
Tak terhitung kubik darahmu bercucuran
Dari luka belati hingga senapan
Hasil perjuangan melawan penjajah
Peluh membasahi tubuhmu
Tak kau hiraukan
Anganmu tak tentu arah
Bulatkan tekat pada satu tujuan
Tak lelah dimedan perang
Walau rindu keluarga kau sembunyikan
Kejam
Itulah gambaran pertempuran
Jiwa tak dapat berdusta
Tengah dirundung kesedihan
Hanya satu pilihan
Merdeka atau mati ditangan penjajah
Pagi hinggan malam
Bulan pun menjadi tahun
Telah beribu malam menanti
Tetap jua tak terlepas
Pengorbananmu demi bangsa
Akan selalu kami kenang
Tak kubiarkan tuk dilupakan
Wahai pahlawanku
Ksatria pelindung negeri
Pejuang kemerdekaan
PUISI PAHLAWAN TUMPAH DARAH INDONESIA
Tanah Tumpah Darah Indonesia
Indonesia
Tanah tumpah darah tercinta
Rasa tak ingin melihat bangsaku
Terpuruk perekonomia
Tersungkur belenggu hutang
Hingga jatuh dalam jurang kehancuran
Tekad bulat setinggi cakrawala
Demi Ibu Pertiwi kan kuperjuangkan
Peluh pengorbanan melanjutkan perjuangan
Para pahlawan yang telah gugur di medan pertempuran
Aku tak boleh kalah
Dengan ketakutan diri sendiri
Aku tak boleh menyerah
Dengan keadaan yang mencengkram memaksa
Semangatku akan selalu berkobar
Untuk mengharumkan nama Indonesia
Selama mentari terus hidup didunia
Selama itu pula aku tak akan berhenti
Dalam semangat kobaran perjuangan masa kini
Sebagai anak bangsa
Sebagai penerus pendahuluku
Aku kan terus melindungi
Tumpah darah Indonesia
Hingga raga ini menyatu dengan tanah
Baca juga: Puisi Kemerdekaan
PUISI PAHLAWAN MELAWAN PARA PENJAJAH
Hai kalian para penjajah
Bangsa asing merasa terhebat
Paling tinggi dan berkuasa
Berani mengusik ketentraman bumi Indonesia
Telah lama kalian merajalela
Mengeruk harta Ibu Pertiwi dan tenaga rakyat
Kini waktunya angkat kaki
Kami tidak rela dibawah perintah kalian
Yang menghabiskan kekayaan negeri kami
Pergi
Menyingkir atau bertempur
Mati pun kami tak takut
Pendahulu kami mengajarkan arti perjuangan
Kami tak akan menyerah
Meski darah tergenang hingga oksigen tak mampu dihirup
Kejahatan kalian sungguh keji
Alam kami kalian rampoh
Penerus kami kalian musnahkan
Kami tidak akan tinggal diam
Perlakuanmu yang selalu menginjak
Pergi
Mungkin kau lebih lincah dengan senapan dan kendaraan baja
Tipu daya muslihat kalian tak terbaca
Ya kalian lebih keji dari binantang
Aku akan melawan
Merdeka harga mati
Tak peduli bermodalkan bambu runcing
Tak peduli berjuang dengan kain rusuh
Aku akan terus maju
Hanya untuk memperjuangkan tanah airku
PUISI PAHLAWAN DARI ISTRI
Suamiku
Sudah lama kita tak berjumpah
Tak terhitung tetesan air mata
Bukti kerinduan menanti kepulanganmu
Rumah sepi tanpa dirimu
Hari-hari seakan kosong tanpa hadirmu
Aku tak ingin beranjak dari kamar ini
Penuh dengan kenangan kita
Aku mengerti kamu sedang bertemput
Berjuang demi tanah air
Beribu fikiran negatif sering menghampiriku
Banyak kemungkinan kamu dapat gugur
Mungkin aku akan kehilangan ragamu
Tapi tidak cintamu dan kenangan kita
Aku tak ingin mati jika kau tak kembali
Aku akan tetap disini
Menjaga rumah, anak-anak, dan kenangan
Aku mulai mengerti
Jika kau gugur mungkin disematkan sebagai pahlawan
Tetapi kau tetap jua
Pahlawan bagi hatiku pertama dan satu-satunya
Hingga mata ini tak mampu lagi terbuka
PUISI PAHLAWAN GARUDA HARGA MATI
Terlahir dari gagasan pendiri bangsa
Prinsipmu menjelma menjadi lambang
Bukti dari perjuangan para pahlawan dan rakyat
Hingga hembusan nafas terakhir mereka
Saat berada di medan perang
Setiap inci tubuhmu mengandung makna
Terdiri dari segenap harapan
Terselipkan sebuah impian
Menjadikan rupamu kian gagah mulia
Pandangan mata tajam
Dengan tubuh tegap dan tegar
Menggambarkan rakyat tanah air
Serta semangat juang menopangnya
PUISI SENYUM PARA PAHLAWAN
Puisi Pahlawan
Peluh bercucuran dari tubuhmu
Darah tak hentinya mengalir dalam nadimu
Api semangat seakan berkobar abadi
Tidak berhenti walau terluka
Semangat juang meliputi
Demi tercapainya harapan dan kemerdekaan
Segenap jiwa ragamu bertekad membara
Dengan tegap dan gagah kau berdiri di barisan terdepan
Tak penting semua kesakitan kau alami
Demi bumi Ibu Pertiwi
Kini kau telah tiada
Beristirahat tenang dialam berbeda
Engkau dapat melihat senyum anak bangsa
Terbebas dari belenggu kaum penjajah
Kini dari atas sana
Engkau mungkin hanya bisa memanjatkan doa
Agar semua tetap aman dan sentosa
PUISI DONGENG PERJUANGAN PAHLAWAN
Puisi Pahlawan
Aku seakan tak melihat keadaan
Tak dapat pula mendengar deru amarah
Bahkan sebuah tangisan menyerupai dongeng
Kakek bercerita dengan pilunya
Raut wajah keriputnya perlahan tersenyum
Membelai lembut puncak kepala
Sambil menceritakan
Dua manusia dengan latar belakan berbeda
Tidak sederajat namun terikat dengan tali kebebasan
Secercah harapan mulai timbul dari impian
Akhirnya terwujud jadi kenyataan
Pahlawan
Rela gugur dimedan pertempuran
Nyawa terpisah dari raga akibat peluru
Menembus kulit serta menghabiskan darah
Perjuanganmu tidak sia-sia
Kini Indonesia telah bebas dari penjajah
Kami telah merdeka berkat perjuanganmu jua
Kami generasi muda
Calon penerus bangsa
Takkan mengecewakan dirimu
Yang telah tenang disisi Pencipta
Namun jika kau mengintip bangsa ini kini
Mungki senyummu dapat memudar
Tangismu akan kembali lagi pecah
Tawamu mungkin tak mampu terdengar lagi
Wahai pahlawanku
Maafkan kami tak mampu memperbaiki
Negara ini yang semakin lama kian merana
Aku berjanji padamu
Kan berjuang merebut kembali kemerdekaan itu
Kemerdekaan yang hakiki
Membuat bangsa ini aman dan sejahtera
Untuk selamanya
PUISI PAHLAWAN JEJAK PARA PEJUANG
Puisi Pahlawan
Membela segenap bangsa dan tanah air
Tanpa kenal lelah
Maju melawan digaris depan
Mungkin saja ajal datang menjemput
Mungkin pula malaikat pencabut nyawa enggan mendekati
Nafas perjuangan sampai titik darah penghabisan
Mata menatap tajam para penjajah
Tak akan sirna bayangan perjuanganmu
Walau telah terlewati zaman
Syair pujangga seolah berlomba-lomba
Mengkisahkan perjuanganmu pada masa itu
Meski kau mengalami kepahitan meregang nyawa
Ditengah hiruk pikuk peperangan
Meski ragamu tersungkur tak berdaya di atas tanah
Berlumur darah dan peluh
Kau tetap menjadi bagian sanubari anak bangsa
Jejak perjuanganmu tak akan sirna
Menapak sungguh jelas melewati zaman
Dari alam baka kini kau dapat menyaksikkan
Bangsamu kini bersatu, hidup aman, dan tentram
PUISI PAHLAWAN SAAT PERTEMPURAN
Puisi Pahlawan
Pagi buta kau terbangun
Tak tentram hatimu memikirkan tanah air
Penjajah yang belum terusir
Membuatmu gundah dan bergegas untuk pergi
Seramam lusuh diujung bilik kamar kau kenakan
Dengan sangat rapi serta penuh tekad
Meski namamu tak dikenal
Wajahmu tak familiar dimata Indonesia
Tidak menyurutkan api perjuanganmu
Sampai kini kobaran semangat juang masih terasa
Tak lupa senapan berpeluru tajam
Kau sampitkan diantara lengan
Gagah berani lakumu di barisan terdepan
Menjadi pemimpin strategi pertempuran
Medan perang yang kejam
Tidak membuatmu takut dengan kekalahan
Tak kau pedulikan bila dijadikan umpan kemenangan
Serang
Kau kumandangkan menggelegar
Semangatmu pun terasa hingga urat nadi
Pejuang lain yang mendengarkan
Tanpa kau sadari
Ditengah medan perang sebuah peluru menembus jantungmu
Membuatmu seketika terjatuh
Tergeletak hingga terbujur kaku tak bernafas
Meski namamu tak dikenal
Perjuanganmu akan selalu kami kenang
Semangat perjuanganmu akan selalu kami jaga
Dalam hati dan keturunan kami kelak
PUISI PAHLAWAN MENGHARUKAN
Puisi Pahlawan
Perang memilukan hati bangsa
Bagi para keluarga pejuang yang ditinggalkan
Membekas luka dan kesedihan
Para pejuang bertempur seolah tak takut ajal
Demi membela Indonesia
Demi membebaskan generasi selanjutnya dari tangan penjajah
Masih terngiang dering peluru menembus kulit
Membuat hentakan jiwa menjadi lemah
Saat menegangkan di medan perang
Sederetan serdadu maju di garis depan
Berlari tanpa takut peluru menembus raganya
Sambil memegang bambu runcing
Serta menenteng senapan
Lantas tak takut dengan gertakan lawan
Bertempur merebut asa
Genderang peperangan pun ditabuhkan
Pejuang rakyat bergerak maju melawan penjajah
Dentuman ledakan berkali-kali tidak dihiraukan
Hanya demi satu tujuan mulia
Mengusir penjajah dari bumi Ibu Pertiwi
PUISI PAHLAWAN KEMERDEKAAN
Puisi Pahlawan
Kisah heroik penuh perjuangan seorang patriot diceritakan
Langsung dari bibir seorang veteran perang
Ketika itu pula rasa berkobar dalam nadi
Seakan tengah berjuang dihadapan penjajah
Kini menjadi legenda masa lampau
Kekejian penjajah terdengar bak hewan liar
Tanpa belas kasih menumpas para pejuang
Para pahlawan pun tak menyerah
Mereka biarkan tubuh berdarah demi membela tanah air
Perasaanku pun bercampur aduk mendengarnya
Antara sedih dan bersemangat
Akan perjuangan mereka yang tanpa lelah
Aku bagaikan tak rela para pejuang harus terinjak
Beberapa kehilangan nyawa dengan tubuh membujur kaku
Tak manusiawi ditangan penjajah
Usaha mereka tak sia-sia
Akhirnya Indonesia dapat merebut tambuk kemerdekaan
Tak lagi teraniaya oleh orang asing
Cerita dari para pejuang
Rela berkorban jiwa raga menghadapi penjajah
Sungguh membekas bagi pendengar
Terutama diriku yang masih muda
Masih harus jalan panjang dilalui
Rasa cinta pada bangsa pun harus terus dipupuk
Agar tidak terlena dengan kebahagiaan fana
PUISI PAHLAWAN TENTANG KEADILAN
Puisi Pahlawan
Dentuman genderang perang berbunyi
Deringan peluru membesit sukma
Saling beradu antar dua kubu
Ledakan tak terelakkan lagi
Menunjukkan babak pertempuran dasyat sedang berlangsung
Saat itu terjadi begitu mencekamkan
Keadilan dan ketidakadilan kabur
Menimbulkan suatu pertanyaan
Tentang siapakah yang keluar sebagai pemenang
Kemenangan tak dapat dipastikan
Para pertempur tidak mau kalah
Membela kepentingan dan haknya
Akhir cerita sebuah bendera berkibar di cakrawala senja
Pertanda kemenangan mulia bangsa
PUISI PAHLAWAN GAGAH
Puisi Pahlawan
Bambu runcing senjata ksatria
Sungguh ikonik sejak zaman peperangan
Para pahlawan tak gentar
Meski menerjang dengan bambu runcing
Menantang sejata besi yang angkuh
Penuh kesombongan serta ketamakan
Yang mencoba merampas kemerdekaan
Bambu runcing telah menghunus
Pasukan musuh diseberang
Hingga mundur berlari dan menghilang
Tapi sungguh disayangkan
Bambu runcing bukanlah dewa
Penggunanya pun berlumur darah
Tak tahu darah siapa gerangan
Pejuang berperang menumpas kedzaliman
Angkara murka berkobar pada manik mata
Seakan belati tajam mampu mengoyak sukma
Bambu runcing tegak dengan gagahnya
Tak takut akan tank dan meriam
Yang mampu takluk
Hanya dengan senjata buatan rakyat
Hingga kini bambu runcing menjadi legenda
Serta bukti nyata dari semangat perjuangan
Yang melahirkan buah kebebasan
PUISI PAHLAWAN BAGUS
Puisi Pahlawan
Kemerdekaan ini bukti
Perjuangan anak bangsa
Yang telah gugur sebagai pahlawan
Usaha tanpa mengenal lelah
Tak menyerah walau peluh darah mengalir
Kemerdekaan ini hadiah dari lelah
Tak terhingga gugur sang pahlawan
Kemerdekaan ini tetesan darah
Bercampur peluh penderitaan serta semangat
Pantang menyerah pantang mundur
Merdeka harga mati
Teriakan semangat dikumandangkan
Hingga terdengar dipelosok negeri
Kemerdekaan ini mengorbankan nyawa
Nadi-nadi putus dan tulang mengoyak
Sukma hilang dari raga
Kemerdekaan ini kegeraman rakyat
Telah tertindas sekian abad lamanya
Maju tanpa takut kalah
Demi kebebasan anak cucu kelak
Semua dipersembahkan untuk Indonesia
Semua untuk membuat senyum putra putri bangsa
Agar terwujudnya masa depan
Indonesia gemilang dan sejahtera
PUISI PAHLAWAN BIKIN SEMANGAT
Puisi Pahlawan
Merah putih gagah berani
Bergantung ditiang tertinggi
Berkibar sungguh gagahnya
Pesona kemerdekaan menyimpan sejuta perjuangan
Tak akan kubiarkan seseorang menginjaknya
Kan kujaga dengan jiwa raga
Meski harus beradu kata hingga raga
Tak terhingga pejuang gugur
Hanya demi mengibarkan sang saka
Berkibarlah wahai merah putih
Tunjukkan kekuatanmu
Kegagahanmu pada cakrawala
Berkibarlah sang saka merah putih
Menunjukkan jiwa ksatriamu
Melambangkan sejuta keberanian
Dan kesucian seputih awan
Berkibarlah dan jangan kau lelah
Meski veteran kian berpulan kepada-Nya
Kami kan selalu mengagungimu
Menjunjung tinggi ragamu hingga keangkasa
Wahai merah putih
Lambang kemerdekaan bangsa
Kami kan selalu menjagamu
PUISI PAHLAWAN REALITA HARI INI
Puisi Pahlawan
Hari ini kita mampu berdiri di depan cermin
Memandang rona ceria wajah
Serta indah busana
Takjub dengan rupa ciptaan Ilahi
Dengan lihai berlenggok centil
Hari ini
Wajah kita seakan bahagia
Seakan sumringah tanpa malu
Seakan urat telah putus
Muka tak berbentuk
Bagai tembok beton
Angkuh dengan bangganya
Tahukah kau
Dirimu yang tak berpikir
Perjuangan para pahlawan
Melawan penjajah hingga gugur
Agar kau dapat menikmati kebebasan
Hari ini
Terlihat banyak pemuda pemudi
Berlalu lalang memadu kasih dalam ilalang
Tak berfikirkah engkau
Kesengsaraan pejuang
Rela tertembak peluru
Demi anak cucunya kelak
Hari ini
Kenanglah perjuangan mereka
Hargai tumpah darah mereka
Jangan hanya mampu berhias diri
Agar terlihat mempesona
Hiaskanlah pula pemakaman mereka
Dengan bunga dan lantunan ayat suci
Hari ini
Mulailah berubah untuk menjadi lebih baik
Serta menghargai jasa mereka
Telah gugur dimedan peperangan.
PUISI BERTERIMAKASIH UNTUK PAHLAWAN
Puisi Pahlawan
Dari kedalaman hati yang mencintai tanah air
Jasamu tak ragu kau berikan
Hingga gugur ragamu
Hidupmu bagai jungkir balik
Dengan jam tidur tak menentu
Penuh luka sekujur tubuh
Peluh menetes menunjukkan lelahmu
Kau tak pernah mengeluh
Pengorbananmu demi Indonesia dahulu
Membuat penderitaan hidupmu
Miskin keadaanmu demi kami
Hancur ragamu demi membela kami
Berkat dirimu kini Indonesisa terbebas
Dari belenggu penjajahan
Seakan dapat membentang sayap indahnya
Menembus cakrawala dari sabang sampai merauke
Berkat dirimu Indonesia kini berjaya
Melewati berbagai masa
Hingga kami dapat mencecap zaman canggih kini
Tak terbayangkan jika tidak ada kalian
Para pahlawanku
Mungkin saat ini kami tidak mampu tersenyum lebar
Menatap kamera smartphone untuk berselfie
Mungkin tanpa perjuanganmu
Penjajah bisa saja masih menguasai negeri ini
Merampas kebahagiaan dan hak-hak kami
Mungkin jika kau tak maju bertempur di medan perang
Kami tak dapat menikmati indahnya sekolah
Puji syukur kami panjatkan beserta doa
Untukmu yang telah mati jiwanya
Namun tetap hidup di hati kami
Puisi pahlawan ini mungkin tak cukup
Mengenang jasamu yang tak terhingga
Perjuangan luar biasa kalian tanpa henti
Indonesia kini dapat menikmati udara kebebasan
Serta betapa indahnya sebuah kemedekaan
PUISI PAHLAWAN TENTANG PERJUANGANNYA
Puisi Pahlawan
Pagi ini kami melakukan upacara
Berdiri tegap memberi hormat terhadap bendera
Derap langkah rombongan paskibraka
Mengetuk sunggu bersemangat
Dengan formasi lengkapnya
Tak ragu maju ke depan
Sigam melangkah menaikkan bendera
Tak terbayang jika kita masish dijajah
Mungkin moncong senjata masih mengarah sebagai ancaman
Semua kini hanya kenangan yang tak mampu dilupakan
Akan para pejuang kemerdekaan
Dengan suara lantang hingga ujung penjuru
Dia sang pemimpin upacara
Menyuarakan tugasnya
Kami bangga sebagai putera puteri bangsa
Perjuanganmu tiada tara
Membuat Indonesia kini merdeka
Saat peperangan dulu kau berjuang
Hingga kubik tak terhingga darahmu tumpah
Penjajah durjana pun dapat kau taklukkan
Meski sebagian dari kalian merengang nyawa
Penjajah keji tak beretika mundur
Kalah oleh perlawananmu
Yang hanya berbekal sebilah bambu runcing
Kau mantan penjajah durjana
Sampai saat ini kami tak akan membiarkan
Memasuki Indonesia tercinta
Untuk merampas kembali kemerdekaan
Yang ingin kembali menjajah Indonesia
Sampai nyawa ini meregang
Kami tak akan membiarkanmu
Merampas kemerdekaan hadiah dari pahlawan kami
Sampai mati kami akan berusaha
Menjaga Indonesia agar tidak kembali terjajah
Kami akan mempertahankan hak kami
Sebagai putera puteri Ibu Pertiwi
PUISI PAHLAWAN DARI GENERASI MUDA
Puisi Pahlawan
Kami sang generasi muda
Para pahlawanku
Kami menjadi ujung tombak negeri ini
Menentukan kemana arah Indonesisa
Kami seperti seorang nahkoda
Melihat maju menghantam badai
Tak peduli karamnya kapal
Hanya berfikir berjuang menembus gelombang
Maafkan kami pahlawanku
Jika tangan ini mungkin dapat mencoreng
Membuat noda dari perjuanganmu
Kadang sebagian dari kami tak menyadari
Berpesta foya ria serta maksiat
Mengisi kekosongan waktu
Berbuat hal yang sia-sia
Dari lubuk hatimu mungkin menangis
Seakan teriris karena sikap kami
Maafkan kami
Yang terkadang tak mampu membendung amarah
Sebagian berubah menjadi pemimpin semena-mena
Memutuskan persoalan tak adil
Hanya mementingkan kesejahteraan diri sendiri
Kami seakan membuat noda
Hasil jerih payahmu memperjuangkan Indonesia
Sampai merah putih dapat berkibar
Gagah tegak di cakrawala
Kegetolan perjuangan kalian wahai pahlawanku
Gigih bertarung dan bersiasat
Berusaha menyingkirkan kenitaan penjajah
Kami seakan tak menghargai perjuanganmu
Maafkan kami
Mulai saat ini ingin berbenah diri
Mensyukuri semua yang kau wariskan
Yakni kebebasan dan kemerdekaan
Maafkan kami
Kami akan berjuang sepertimu
Membuat Indonesia kearah lebih baik lagi
Agar dapat disegani bangsa lain
Karena meneruskan pejuangan dan semangatmu
PUISI MENGENANG JASA PAHLAWAN
Puisi Pahlawan
Nikmat kemerdekaan ini tak terhingga
Mampu menyaksikkan kedamaian
Seluruh penjuru dari sabang sampai merauke
Kini kami mampu mewujudkan segala impian kami
Mampu mengenyam pendidikan hingga tinggi
Tak lupa didukung sebuah teknologi canggih
Semua ini ada bukan hanya karena kami
Tetapi utamanya berkat perjuangan kalian
Melepaskan anak cucu dari belenggu penjajah biadab
Hening cipta tak lupa kami lakukan
Setiap peringatan akan jasa-jasamu
Penderitaan dan pengorbananmu
Membuat kami saat ini berdiri gagah
Menikmati indahnya kebebasan sebagai warga negara
Kami takkan melupan seluruh perjuanganmu
Meski belum ada yang mampu kami persembahkan
Kami akan selalu berupaya
Melanjutkan semua perjuanganmu
Untuk membalas jasamu dan kematianmu
Kami tak akan pernah menyerah lagi
Membuat Indonesia semakin maju
Terdepan disegani bangsa lain
Rakyat hidup damai sejahtera
Itulah impian kami
Kan selalu kami kenang perjuanganmu
Kan kami lanjutkan perjuanganmu
Hingga kau dapat berbangga kepada kami
Dan senyum kebahagiaanmu
Kan mengembang dari atas sana
Terimakasih yang sedalam samudera
Setinggi langit cakrawal
Kami haturkan bersama doa kepadamu
Para pahlawan perjuangan tanah air Indonesia
PUISI PAHLAWAN IBU KARTINI
Puisi Pahlawan
Tak asing lagi
Sebuah kata pamungkas bagi para perempuan
Habis gelap terbitlah terang
Perjuanganmu dapat kami rasakan
Wahai Ibu Kartini
Kami kini dapat berdiri berani
Tanpa takut menatap lawan jenis
Tanpa takut terintimidasi
Berkat kesetaraan gender
Jerih payahmu dulu
Membuat kami mampu mengenyam pendidikan
Hingga setinggi langit
Mampu membuat kami belajar
Hingga ke negeri Cina
Kebodohan pergi tak berbekas
Bangku pendidikan tak ada lagi kasta
Anak-anak perempuan kini pintar
Prestasi tak terhitung telah diraih
Semua tak dapat terwujud
Tanpa perjuanganmu Ibu Kartini
Meski kau hanya diperingati setiap 21 April
Hingga kemeriahan acara peringatan atas dirimu
Tetapi kau akan selalu dihati ini
Semua tak akan cukup hanya dengan mensyukuri
Akan kami lanjutkan perjuanganmu
Demi memajukan kaum perempuan negeri ini
Kumpulan Puisi Pahlawan Singkat
PAHLAWAN
Karya: NN
Di tengah jeritan dan siksaan
Hidup dalam kukungan dan ketakutan
Di bawah telunjuk-telunjuk pemaksaan
Kau Hadir…
Dengan jiwa membawa tuk merebut bangsa
Teriknya matahari, tak mampu membakar semangatmu
Dinginnya malam, tak mampu bekukan tekadmu
Meski musuh layangkan pedang
Dalam serbuan berjuta orang
Kau terus berjuang dalam medan pertempuran
Berlari merebut pertiwi, meraih mimpi untuk merdeka
Kau tak pernah merintih
Menahan perih dan letih
Bermandikan keringat, teteskan darah
Hingga ajal menjemput raga
Kini…
Kau telah pergi, jaman pun silih berganti
Namun.. namau akan selalu mewangi
Mengisi lemba-lembar sejarah
UNTUK PAHLAWAN NEGERIKU
Karya: NN
Untuk negriku…
Hancur lebing tulang belulang
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat penyejuk hati
Ku rela demi tanah airku
Sangsaka merah berani
Putih nan suci
Melambai-lambai di tiup angin
Air mata bercucuran sambil menganjungkan do’a
Untuk pahlawan negri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagat raya
Hanya jasamu yang bisa ku lihat
Hanya jasamu yang bisa ku kenang
Tubuhmu hancur lebur hilang entah kemana
Demi darahmu…
Demi tulangmu…
Aku perjuangkan negriku
Ini Indonesiaku
UNTUKMU PAHLAWAN INDONESIAKU
Karya: NN
Demi negri…
Engkau korbankan waktumu
Demi bangsa…
Rela kau taruhkan nyawamu
Maut menghadang di depan
Kau bilang itu hiburan
Tampak raut wajahmu
Tak segelintir rasa takut
Semangat membara di jiwamu
Taklukkan mereka penghalang negri
Hari-hari mu di warnai
Pembunuhan dan pembantaian
Dan dihiasi Bunga-bunga api
Mengalir sungai darah di sekitarmu
Bahkan tak jarang mata air darah itu
Yang muncul dari tubuhmu
Namun tak dapat…
Runtuhkan tebing semangat juangmu
Bambu runcing yang setia menemanimu
Kaki telanjang yang tak beralas
Pakaian dengan seribu wangian
Basah di badan keringpun di badan
Yang kini menghantarkan indonesia
Kedalam istana kemerdekaan
***
BAMBU RUNCING
Karya: NN
Mengapa engkau bawa padaku
Moncong bayonet dan sangkur terhunus
Padahal aku hanya ingin merdeka
Dan membiarkan Nyiur-nyiur derita
Musnah di tepian langit
Karena kau memaksaku
Bertahan atau mati
Dengan mengirim ratusan Bom
Yang engkau ledakkan di kepalaku
Aku terpaksa membela diri
Pesawat militermu jatuh
Di tusuk bambu runcingku
Semangat perdukaanmu runtuh
Kandas di Batu-batu cadas
Kota Surabaya yang panas
PENGORBANAN
Karya: NN
Mengucur deras keringat
Membasahi tubuh yang terikat
Membawa angan jauh entah kemana
Bagaikan pungguk merindukan bulan
Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan
Pagi yang menjadi malam
Bulan yang menjadi tahun
Sekian lama telah menanti
Dirinya tak jua lepas
Andai aku sang Ksatria
Aku pasti menyelamatkanya
Namun semua hanya mimpi
Dirinyalah yang harus berusaha
Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi
***
PAHLAWANKU, INILAH JANJIKU
Karya: NN
Aku tak pernah tahu
siapakah dirimu
apakah pekerjaanmu kala itu
yang aku tahu
sejarah telah menaburi dirimu
dengan bunga-bunga yang mengharumkan namamu
Pahlawanku,
perjuanganmu dalam memperjuangkan kemerdekaan
mempertahankan harga diri bangsa
yang bertahun-tahun lamanya
diinjak-injak bangsa kolonialis
telah menggugah semangat di dalam dadaku
menghadirkan rasa nasionalisme yang sama
dengan yang engkau miliki kala itu
kini, kuberjanji
akan meneruskan perjuanganmu, pahlawanku
berfikir demi kemajuan bangsa
melangkah demi terwujudnya Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
berkarya demi kemanusiaan
bertindak demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Itulah janjiku, wahai pahlawanku
DONGENG PERJUANGAN
Karya: NN
Aku tidak melihat akan keadaan
Aku tak mendengar akan amarah
Bahkan tangisan seolah sebuah dongeng
Cerita dari kakek yang pilu
Perlahan wajah keriput itupun tersenyum
Membelai lembut kepalaku sambil bercerita
Dua manusia berbeda latar belakang
Yang tidak sederajat dan hanya terikat tali kebebasan
Sebuah harapan yang berawal dari impian
Hingga berakhir menjadi kenyataan
Pahlawan yang terlahir dari perjuangan
Pahlawan terpisahkan oleh sebutir peluru
Takkan ada kekecewaan pahlawanku
Takkan ada yang perlu disesali
Kau akan merasakan sejuknya angin kebebasan
Dan aku hanya bisa beristirahat di sini
PAHLAWANKU
Karya: Rezha Hidayat
Pahlawanku…
Bagaimana Ku bisa
Membalas Jasa-jasamu
Yang telah kau berikan untuk bumi pertiwi
Haruskah aku turun ke medan perang
Haruskah aku mandi berlumuran darah
Haruskah aku tersusuk pisau belati penjajah
Aku tak tahu cara untuk membalas Jasa-jasamu
Engkau relakan nyawamu
Demi suatu kemerdekaan yang mungkin
Tak bisa kau raih dengan tanganmu sendiri
Pahlawanku engkaulah bunga bangsa
***
PEMUDA UNTUK PERUBAHAN
Karya: Ananda Rezky Wibowo
Indonesiaku menangis
Bahkan Tercabik-cabik
Dengan hebatnya pengusaanya sang korupsi
Tak peduli rakyat menangis
Kesejahteraan jadi Angan-angan
Keadilan hanyalah Khayalan
Kemerdekaan telah terjajah
Yang tinggal hanya kebodohan
Indonesiaku, Indonesia kita bersama
Jangan hanya tinggal diam kawan
Mari kita bersatu ambil peranan
Sebagai pemuda untuk perubahan
***
DI BALIK SERUAN PAHLAWAN
Karya: Zshara Aurora
Kabut…
Dalam kenangan pergolakan pertiwi
Mendung…
Bertandakah hujan deras
Membanjiri rasa yang haus kemerdekaan
Dia yang semua yang ada menunggu keputusan Sakral
Serbu…
Merdeka atau mati Allahu Akbar
Titahmu terdengar kian merasuk dalam jiwa
Dalam serbuan bambu runcing menyatu
Engkau teruskan Menyebut Ayat-ayat suci
Engkau teriakkan semangat juang demi negri
Engkau relakan terkasih menahan tepaan belati
Untuk ibu pertiwi
Kini kau lihat…
Merah hitam tanah kelahiranmu
Pertumpahan darah para penjajah keji
Gemelutmu tak kunjung sia
Lindunganya selalu di hatimu
Untuk kemerdekaan Indonesia Abadi
JIWA YANG GUGUR
Karya: Rayhandi
Jiwa jiwa yang gugur
Jasad jasad berserakan di bumi indonesia
Darah menjadi biru hitam jeritan
Rasa takut menyatu dengan hati.
Jiwa jiwa yang gugur
Kini mereka suci di janah
Menjadi tamu allah
Mereka tersenyum di sana
Tersenyum untuk indonesia yang semakin dan menderita.
Jiwa jiwa yang gugur
Tidak tahukah kau jumlah roh yang terpisah dengan jasad?
Beratus bahkan beribu jiwa menjadi almarhum.
Jiwa jiwa yang gugur
Mereka gugur untuk satu nama
Mereka berkorban untuk satu nama
Mereka menangis untuk satu nama
Indonesia….indonesia!
Baca juga: Kumpulan Puisi Pahlawan Yang Gugur di Medan Perang
NEGERI KITA
Karya: NN
Kemerdekaan negeri ini bukanlah hadiah
Kau raih dengan darahmu yang tlah tumpah
Merah Putih itu kini telah berdiri gagah
Tanpa seorangpun berani mengubah
Pahlawanku, kan ku jaga negeri kita
Ku curahkan jiwa dan raga tuk Indonesia tercinta
Ku bangun dan ku isi kemerdekaan ini
Dengan penuh upaya meski tak seberapa
KARENAMU PAHLAWANKU
karya: Rayhandi
Karenamu pahlawanku
Sekarang aku bisa hidup tenang
Tanpa kerja rodi romusa
Tanpa jerit takut rakyat tertembak.
Karenamu pahlawanku
Sekarang bumi kami damai
Air dan tanah menjadi kekayaan pertiwi
Bukan eropa bukan juga belanda.
Karenamu pahlawanku
Aku hidup di jaman merdeka
Setiap badan memiliki hak sama.
Karenamu pahlawanku
Hingga hari ini aku bisa menulis puisi dan sepucuk doa
Doa untuk roh roh suci kalian
Yang berjuang atas darah dan tulang.
PAHLAWAN TAK DIKENAL
Karya: Toto Sudarto Bachtiar
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda.
Dan salah satu bentuk penghargaan terhadap perjuangan para pahlawan yang masih hidup maupun yang telah gugur mendahului kita, bisa kita tuangkan dalam sebuah karysa sastra yang berbentuk puisi. Nah bagi teman-teman yang sedang mencari inspirasi, berikut infastpedia sajikan beberapa contoh puisi pahlawan singkat terbaik.
Puisi Pahlawan Menyemangati Jiwa
Di Balik Seruan Pahlawan
Kabut...
Dalam kenangan pergolakan pertiwi
Mendung...
Bertandakah hujan deras
Membanjiri rasa yang haus kemerdekaan
Dia yang semua yang ada menunggu keputusan Sakral
Serbu...
Merdeka atau mati Allahu Akbar
Titahmu terdengar kian merasuk dalam jiwa
Dalam serbuan bambu runcing menyatu
Engkau teruskan Menyebut Ayat-ayat suci
Engkau teriakkan semangat juang demi negri
Engkau relakan terkasih menahan tepaan belati
Untuk ibu pertiwi
Kini kau lihat...
Merah hitam tanah kelahiranmu
Pertumpahan darah para penjajah keji
Gemelutmu tak kunjung sia
Lindunganya selalu di hatimu
Untuk kemerdekaan Indonesia Abadi
(Puisi Karya Zshara Aurora)
Untukmu Pahlawan Indonesiaku
Demi negeri...
Engkau korbankan waktumu
Demi bangsa...
Rela kau taruhkan nyawamu
Maut menghadang di depan
Kau bilang itu hiburan
Tampak raut wajahmu
Tak segelintir rasa takut
Semangat membara di jiwamu
Taklukkan mereka penghalang negri
Hari-hari mu di warnai
Pembunuhan dan pembantaian
Dan dihiasi Bunga-bunga api
Mengalir sungai darah di sekitarmu
Bahkan tak jarang mata air darah itu
Yang muncul dari tubuhmu
Namun tak dapat...
Runtuhkan tebing semangat juangmu
Bambu runcing yang setia menemanimu
Kaki telanjang yang tak beralas
Pakaian dengan seribu wangian
Basah di badan keringpun di badan
Yang kini menghantarkan indonesia
Kedalam istana kemerdekaan
Pemuda Untuk perubahan
Indonesiaku menangis
Bahkan Tercabik-cabik
Dengan hebatnya pengusaanya sang korupsi
Tak peduli rakyat menangis
Kesejahteraan jadi Angan-angan
Keadilan hanyalah Khayalan
Kemerdekaan telah terjajah
Yang tinggal hanya kebodohan
Indonesiaku, Indonesia kita bersama
Jangan hanya tinggal diam kawan
Mari kita bersatu ambil peranan
Sebagai pemuda untuk perubahan
(Puisi Karya Ananda Rezky Wibowo)
Pengorbanan
Mengucur deras keringat
Membasahi tubuh yang terikat
Membawa angan jauh entah kemana
Bagaikan pungguk merindukan bulan
Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan
Pagi yang menjadi malam
Bulan yang menjadi tahun
Sekian lama telah menanti
Dirinya tak jua lepas
Andai aku sang Ksatria
Aku pasti menyelamatkanya
Namun semua hanya mimpi
Dirinyalah yang harus berusaha
Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi
(Puisi Karya Siti Halimah)
Pahlawanku
Pahlawanku...
Bagaimana Ku bisa
Membalas Jasa-jasamu
Yang telah kau berikan untuk bumi pertiwi
Haruskah aku turun ke medan perang
Haruskah aku mandi berlumuran darah
Haruskah aku tersusuk pisau belati penjajah
Aku tak tahu cara untuk membalas Jasa-jasamu
Engkau relakan nyawamu
Demi suatu kemerdekaan yang mungkin
Tak bisa kau raih dengan tanganmu sendiri
Pahlawanku engkaulah bunga bangsa
(Puisi Karya Rezha Hidayat)
Indonesiaku Kini
Negaraku cinta indonesia
Nasibmu kini menderita
Rakyatmu kini sengsara
Pemimpin yang tidak bijaksana
Apakah pantas memimpin negara
Yang aman sentosa
Indonesiaku tumpah darahku
Apakah belum bangun dan terjaga
Pemimpin yang kita bangga
Apakah rasa kepemimpinan itu,
Masih tersimpan di nurani
Dan tertinggal di lubuk hati
Rakyat membutuhkanmu
Seorang khalifatur Rasyidin
Yang setia dalam memimpin
Yang menyantuni fakir miskin
Mengasihi anak yatim
Kami mengharapkan pemimpin
Yang sholeh dan solehah
Menggantikan tugas Rasulullah
Seorang pemimpin Ummah
Yang bersifat Siddiq dan Fatanah
Andai aku menemukan
Seorang pemimpin dunia
Seorang pemimpin negara dan agama
Seorang pemimpin Indonesia ku tercinta
Allah maha mengetahui dan yang mengetahuinya
(Puisi Karya Awaliya Nur Ramadhana)
Pupus Raga Hilang Nyawa
Napak tilas para pahlawan bangsa
Berkibar dalam syair sang saka
Berkobar dalam puisi indonesia
Untuk meraih Cita-cita merdeka
Napak tilas anak bangsa
Bersatu dalam semangat jiwa
Bergema di jagat nusantara
Untuk meraih prestasi dan karya
Merdeka...
Kata yang penuh dengan makna
Bertahta dalam raga pejuang bangsa
Bermandikan darah dan air mata
Merdeka...
Perjuangan tanpa pamrih untuk republik tercinta
Menggelora di garis khatulistiwa
Memberi kejayaan bangsa sepanjang masa
Merdeka...
Harta yang tak ternilai harganya
Menjadi pemicu pemimpin bangsa
Untuk tampil di Era dunia
Bambu Runcing
Mengapa engkau bawa padaku
Moncong bayonet dan sangkur terhunus
Padahal aku hanya ingin merdeka
Dan membiarkan Nyiur-nyiur derita
Musnah di tepian langit
Karena kau memaksaku
Bertahan atau mati
Dengan mengirim ratusan Bom
Yang engkau ledakkan di kepalaku
Aku terpaksa membela diri
Pesawat militermu jatuh
Di tusuk bambu runcingku
Semangat perdukaanmu runtuh
Kandas di Batu-batu cadas
Kota Surabaya yang panas
Untuk Pahlawan Negeriku
Untuk negriku...
Hancur lebing tulang belulang
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat penyejuk hati
Ku rela demi tanah airku
Sangsaka merah berani
Putih nan suci
Melambai-lambai di tiup angin
Air mata bercucuran sambil menganjungkan do'a
Untuk pahlawan negri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagat raya
Hanya jasamu yang bisa ku lihat
Hanya jasamu yang bisa ku kenang
Tubuhmu hancur lebur hilang entah kemana
Demi darahmu...
Demi tulangmu...
Aku perjuangkan negriku
Ini Indonesiaku
Bintaro
Seabadkah pesonamu dulu
Murkakah landasan nuranimu
Kau tampar senyuman manisku
Dan kau dengungkan pesona indah nadamu
Bintaro
Belum cukupkah kau tinju kami
Belum puaskah kau tertawakan kami
Atau ini hanya sandiwara cerita petinggimu
Bintaro
berjuta jiwa hilang dalam gerammu
Berjuta jiwa menangis dalam penakmu..
Hendra
Jejak-Jejak Pejuang
Jejak-jejak para pahlawan bangsa
Semerbak harum dalam deretan syair pujangga
Bercerita indah akan kisah perjuangan
Sang pahlawan dalam membela bangsa
Meregang nyawa di medan peperangan
Raga berlubang tertembus peluru tajam
Meski tersungkur tergeletak di tanah
Kau tetap hidup dalam sanubari anak bangsa
Jejak-jejak para pahlawan bangsa
Menapak jelas menembus zaman
Kini kaupun mampu menyaksikan dari surga
Bangsamu bersatu padu dalam semangat membela
Serdadu Tak dikenal
Kau ambil seragam lusuh di bilik kamarmu
Kau kenakan dengan sangat rapi
Meski dirimu kini tak dikenal
Namun semangat juangmu terasa hingga menembus batas zaman
Kau siapkan senapan dengan peluru tajam
Dengan gagah kau maju di barisan depan
Menjadi biduk dalam strategi perang
Tak jarang dirimu menjadi umpan kemenangan
Dengan gagah berani kau merangsek manju ke barisan depan
Hingga tak kau sadari sebuah peluru tajam menerjang
Meski kau tak dikenal
Perjuanganmu takkan akmi lupakan
Kerinduan Pertiwi
Ibu pertiwi kini berlinangan air mata
Menyaksikan hasil perjuangan yang tak terperi
Diinjak-injak oleh generasi terkini
Siapa hati yang tak pilu karenanya
Tanah airmu mengering
Tak lagi terbasahi darah perjuanganmu
Yang dahulu meresap ke dalam tanah airmu
Kini gersang tak berkehidupan
Kau saksikan negerimu kini
Mengaduh keluh kesah tak terperi
Menanti perjuanganmu kembali
Wahai pahlawan sejati
Pahlawan yang Hilang
Dimana lagi kan kutemukan keberanianmu
Dimana lagi kan kutemukan pekik teriak semangatmu
Dimala lagi ku temukan sosok sepertimu
Wahai pahlawan
Beribu hari telah kulalui
Jutaan hari telah kuhitung dengan jemari
Namun tak mampu jua kutemukan
Sosok pahlawan sejati
Kumeniti jalanan penuh onak dan duri
Menyusuri gurun pasir yang kering kerontang
Dimanakah kan kutemui lagi
Sosok sepertimu wahai pahlawanku
Satu Kata Merdeka
Suara derap langkah sepatu besar terdengar hingga seantaro medan perang
Kau berbegas maju menghardik musuh dengan garang
Sepucuk pistol kau bidikkan ke arah lawan
Hingga musuh tumbang tak mampu lagi bertolak pinggang
Kau fokuskan kedua matamu pada musuh
Dengan sigap kau arahkan lagi pistolmu ke arah tentara penjajah
Namun sayang, desiran granat meledak dahsyat
tepat di depan langkahmu terakhirmu
sang pahlawan terguncang degan dahsyat
tubuh tercabik berlumuran darah merah
wajahmu hampir-hampir tak lagi dapat dikenali
disaat terakhirmu kau bisikkan satu kata terindah yakni “merdeka”
Kenangan di Saat Perang
Saat-saat memilukan pada masa perang itu
Para penjuang gigih bertempur di medan laga
Desingan peluru terngiang-ngiang ditelinga
Hingga mampu menghentakkan jiwa-jiwa yang lemah
Saat-saat menegangkan ketika perang itu
Para serdadu di garis depan berlari
Menenteng senapan dan bambu runcing
Mencoba berjuang merebut asa
Saat-saat genderang perang ditabuhkan
Para tentara rakyat merangsek maju melawan penjajah
Dentuman ledakan tak lagi dihiraukan
Demi satu kata yang diperjuangkan, “merdeka”
Sepenggal Kisah Pejuang
Saat kisah-kisah perjuangan
Serta cerita heroik penuh patrotis diperdengarkan
Oleh lisan-lisan para veteran perang
Saat itu pula hati terbakar seolah ingin ikut berjuang
Ketika legenda-legenda tentang penjajah
Serta kekejaman dalam penjajahan diperdengarkan
Oleh lisan-lisan para veteran perang
Saat itu pula hati membenci dengan segala perasaan tak rela
Cerita tentang para pejuang
Melawan para penjajah
Membekas di hati dan membangkitkan rasa di hati
Akan kecintaan kepada negeri
Pahlawan yang Terbuang
Dari negeri seberang aku manyapamu
Di tanah pengasingan aku terbuang
Seorang pejuang perang yang terasingkan
Dalam deru debu peperangan kemerdekaan
Duhai saudaraku sebangsa di tanah air
Aku menyapamu dalam dekapan cinta
Serta rasa bangga dan semangat perjuangan
Meski kini daku berada di pengasingan
Mungkin saja akhir hidupku hanyalah berada pada hitungan detik saja
Mati membusuk di pengasingan ini
Kutitipkan semangat juang ini
Kepada mu kawan di medan peran
Pahlawan dari Masa Lalu
Kulihat dari kejauhan
Kibaran panji-panji merah putih menyapa
Seolah mengajak diri untuk ikut berjuang
Namun apalah daya raga tak mengizinkan
Teringat akan sebuah pengalaman masa lalu
Pada saat diri ini berlari ke garis depan
Mengangkat senjata menghardik lawan
Hingga kaki tertembak peluru tajam
Peperangan di masa lalu
Kini membuatku duduk lemah tak berdaya
Menyaksikan rekan sedang berjuang
Tersisa sudah rasa bangga dalam ketidakberdayaan
Antara Keadilan dan Ketidakadilan
Desingan peluru saling beradu
Dentuman suara meriam saling menyahut
Ledakan dari kejauhan menggelegar keras
Menandakan adanya pertarungan dahsyat
Pertarungan dahsyat yang kini terjadi
Antara keadilan dan ketidakadilan
Siapakah yang menjadi pemenangnya
Tak ada yang tahu hingga hasil pertarungan diketahui
Para pejuang kemerdekaan serta penjajah bangsa menjadi aktor utamanya
Sebuah bendera berkibar dengan gagahnya sebagai pertanda kemenagan
Bendera dengan warna merah dan putih
Pertanda kemenangan bangsa Indonesia ini
Bambu Runcing yang Terhunus
Bambu runcing tegak menantang kedzaliman
Menantang meriam besar penuh kesombongan
Keangkuhan akan kekuatan
Lagi-lagi mencoba merampas sebuah kebebasan
Bambu runcing terhunus menagih darah
Darah siapakah gerangan yang akan memuaskannya
Pucuk tajam itu sangat ingin menumpas
Segala kedzaliman dan angkara murka para penjajah
Bambu runcing dengan tegak menantang kulit putih
Bersenjatakan bedil dan meriam besar
Namun ternyata mampu terkalahkan oleh sebilah bambu
Yang terlahir dari semangat keadilan dan persatuan
Kemerdekaan ini
Karya: Rayhandi
Kemerdekaan ini adalah usaha
Usaha tanpa menyerah para pahlawan
Kemerdekaan ini adalah keringat
Yang setia mencucur ruah hingga habis
Kemerdekaan ini adalah lelah
Lelah yang setia menghantu
Kemerdekaan ini adalah darah
Karena berjuta ton darah raib untuk kemerdekaan, tergadai
Kemerdekaan ini adalah nyawa
Karena di indonesia ini beratus ratus tahun silam nyawa melayang
Semuanya untuk indonesia
Semuanya untuk senyum anak indonesia
Semuanya untuk masa depan indonesia yang lebih cerah.
Terbanglah Indonesia
Karya: Rayhandi
Terbanglah indonesia
Terbang ke langit bebas
Gapai bintang hingga jauh melambung
Tunjukkan pada dunia merah putihmu
Terbanglah indonesia
Takkan ada yang bisa mengikatmu
Juga mengurungmu
Kita bukan jangkrik di dalam kotak
Kita bebas merdeka
Terbanglah indonesia
Terbanglah kemana kau ingin terbang
Lihatlah kemana kau ingin lihat
Cintailah apa yang kau ingini
Kebebasan bersandar di raga kita
Karena kita merdeka
Terbanglah indonesia
Dunia harus tahu indonesia bangsa yang hebat
Bangsa yang menghargai perdamaian
Tapi bukan berarti bisa diam jika kebebasan kita di renggut
Takkan kita biarkan hak kita di injak injak.
Terbanglah indonesia
Di ujung samudera kedamaian kita memuncah
Berdiri di atas gunung
Kita jaga laut kita kita jaga bumi kita
Takkan kita biarkan indonesia hancur kembali
Karena indonesia sudah merdeka di tahun empat lima.
Bambu Runcing
Karya: Rayhandi
Di ujung bambu tajam menyikat
Mengoyak musuh hingga ampun
Di bilah tajam sakit mencekat
Siap siaga menelan musuh
Ujung bambu jadi saksi
Hitam rasa menyakit
Mengusir iblis dengan nyawa
Tanpa takut tanpa gentar
Rasa cinta tanah air
Menyatu di darah merah
Mengakar di tulang putih
Menguasai nafas
Mereka berjuang hingga raib
Bercerai dengan raga
Untuk bumi garuda
Untuk indonesia raya
Mereka mati dengan hormat
Memperjuangkan secerut kebebasan
Yang terenggut durjana
Untuk satu kemerdekaan.
Hari ini
Karya: Rayhandi
Hari ini kita berdiri di depan cermin
Memandang rupa hingga busana
Memandang diri yang takjub
Dengan lihai kita berlenggok
Hari ini lihatlah wajah wajah kita
Keras tanpa urat malu
Bagai tembok beton
Terpancar dengan bangga
Hari ini kita berdiri
Di bumi hitam begam
Di air biru jernih
Di udara putih bersih
Tapi tahukah dikau?
Bumi yang kita pijak adalah keringat para pahlawan
Mereka berjuang untuk tanah yang kita pijak dan untuk air yang kita minum
Hingga saat ini
Kita bisa terbang tanpa terkurung
Bisa berteriak tapa bekapan
Itu semua karena jasanya.
Terima kasih pahlawan
Karya: Rayhandi
Karena jasamu kita merdeka
Hidup di ujung barat hingga timur
Tanpa takut dan gugup yang membara
Kau rela mati demi kami
Kau rela miskin demi kami
Kau rela menderita demi kami
Untuk kami kau rela hancur
Berkatmu indonesia bisa merdeka
Mengepak sayap melesat langit
Berkatmu indonesia bisa jaya
Menembus zaman hingga canggih
Tak terbayang jika keberanian itu tak tumbuh di hati kalian
Tak terbayang jika kesabaran itu takmenyertai derita kalian
Tak terbayang jika semangat itu tak membakar bara kalian.
Kami anak muda kami bangsa indonesia
Berterima kasih untuk jasa jasamu para pahlawan
Karena perjuangan yang luar biasa kalian
Indonesia bisa menikmati udara kemerdekaan.
Kami Ingin Merdeka
Pagi ini kami berdiri tegak
di hadapan bendera pusaka
Derap langkah menghentak
sigap maju ke depan
moncong senapan mengarah pada sang ancaman
para penjajah yang datang dengan ketamakan
dengan lantang kusuarakan
bahwa aku putera bangsa
rela mati demi merdeka
darah tertumpah di tanah tak mengapa
asalkan lunas terbayar hutang merdeka
yang kau rebut berabad-abad lamanya
kau bangsa asing durjana
beraninya menginjakkan kaki kotormu
di tanah milik bangsa yang besar ini
kau bangsa asing tak beretika
beraninya mengibarkan benderamu
di tanah kami
tanah yang kami junjung kehormatannya
dan kami perjuangkan kedaulatannya
kau bangsa durjana
dengan tegas kami menolakmu
menjajah negeri kami tercinta
sampai mati
kami akan menuntut kemerdekaan kami
sampai mati
kami akan merebut hak kami
sebagai putera tanah air kami
Pahlawanku, Senjata Usangmu Lahirkan Militer Canggih
Bambu Runcingmu dulu, kini menjadi rudal
Pedang usangmu kini jadi torpedo handal
Ketapelmu, kini amunisi tuk jadikan musuh terpental
Sepeda usangmu, kini jadi tank di jalanan aspal
Pahlawanku, ini bukan kebetulan
Bukan pula kepiawaian tangan ilmuan
Apalagi sekedar buah kemajuan jaman
Inilah bagian dari perjuanganmu pahlawan
Berbanggalah, kini Indonesia semakin maju
Tak kan ada musuh yang berani melaju
Terlebih merebut kemenanganmu
Maafkan Kami, Pahlawanku
Kamilah generasi mudamu, Pahlawanku
Kamilah ujung tombak perjuangan kini
Di tangan kamilah setir nahkoda kami arahkan
Tuk berjuang diantara karam dan gelombang
Namun, maafkan kami pahlawanku
Jika dengan tangan ini terkadang kami corengkan noda
Kami habiskan masa muda ini untuk berfoya
Kami isi waktu kami dengan hal sia-sia
Di lubuk hati ini kami menangis
Ada dari kami yang menyalahi amanah
Jadi pemimpin yang kadang semena-mena
Dan memutuskan hal dengan tak adil
Kami, memang menodai jerih generasi muda lain
Mereka begitu getol berjuang untuk maju
Mereka begitu gigih menyingkir dari kenistaan
Kamipun ingin kembali dalam lintasan itu
Mengenang Perjuanganmu Wahai Ibu Kartini
Habis gelap terbitlah terang
Kemudahan jenjang pendidikan ini
Kesetaraan antar gender ini
Kemajuan wanita masa kini
Itulah jerihmu wahai Kartini
Kebodohan yang semakin beranjak pergi
Pendidikan yang tidak mengenal kasta ini
Anak-anak perempuan yang tak bodoh lagi
Prestasi wanita yang bisa digeluti kini
Tak kan terwujud tanpa tetes peluhmu
Meski 21 April adalah harimu
Setiap perempuan mengenakan kebaya sepertimu
Kemeriahan acara memperingatimu
Namun rasanya tak cukup untuk menyanjungmu
Tapi, kau tak perlu risau
Pahlawanku, Kan Ku Jaga Negeri Kita
Kemerdekaan negeri ini bukanlah hadiah
Kau raih dengan darahmu yang tlah tumpah
Merah Putih itu kini telah berdiri gagah
Tanpa seorangpun berani mengubah
Pahlawanku, kan ku jaga negeri kita
Ku curahkan jiwa dan raga tuk Indonesia tercinta
Ku bangun dan ku isi kemerdekaan ini
Dengan penuh upaya meski tak seberapa
Mengenang Perjuangan Pahlawanku
Kami bisa nikmati kemerdekaan ini
Kami mampu menyaksikan kedamaian di seluruh penjuru negeri
Kami dapat menggapai cita dan asa kami
Kami begitu sadar inilah buah perjuanganmu
Pahlawan kami, kami bangga meski kau tiada
Kemerdekaan yang kami nikmati ini
Pendidikan memadai yang kami enyam kini
Fasilitas dan teknologi canggih ini
Ada bukan karena kami, tapi ini karena kalian
Kami heningkan cipta untuk jerih payahmu
Tak ada yang bisa kami persembahkan
Kecuali sebatas upaya
Tuk lanjutkan asamu yang tinggi menjulang
PUISI PAHLAWAN MENYENTUH JIWA
Kepada Pahlawan Negeriku
Tanah airku
Seakan hancur bak kepingan tulang belulan
Berserakan tak berbentuk
Peluh jatuh seolah darar mengalir sekujur raga
Meski kini keringat bercucuran menjadi penyejuk hati
Rela juangku bagi Bumi Pertiwi
Mempertahankan kibaran sang saka maha berani
Merah putih tanpa noda
Menatap kibarannya hingga jatuh setitik demi setitik air mata
Tak lupa sepenggal doa penuh makna terpanjatkan
Kepada pahlawan negeri ini
Tak kenal mundur
Berpijak dalam kabut berdebu pasir
Kasih sayang tak terhingga untuk kalian pejuang bangsa
Berkat jasamu kini ku bisa lihat
Berkat semangat juangmu kini ku kenang
Walau ragamu hancur terkubur tanah serta terurai zaman
Demi darah yang kau tumpahkan
Tulang patahmu akibat perlawanan
Aku pun anak bangsa
Akan memperjuangkan negeri ku Indonesia
Meski dengan cara berbeda
PUISI PAHLAWAN INDONESIA
Tanah air ku tercinta Indonesia
Nasibmu kini seakan terombang-ambing
Rakyat makin jelata
Penguasa makin merajalela
Pantaskah memimpin bumi Ibu Pertiwi
Tanah tumpah darahku
Mahasuci Tuhan melimpahkan segala keindahan alam
Kekayaan melimpah ruah
Dari Sabang sampai Marauke
Benarkah kita kini pemiliknya
Atau telah berpindah tangan
Dimiliki oleh orang dari negeri entah berantah
Masihkah kini disematkan merdeka nan jaya
Hutang pun terlilit oleh dunia
Indonesia
Pada mu ku berjanji
Akan memperbaiki diri untuk kelak dapat mengabdi
Melanjutkan perjuangan bambu runcing
Kini menjelma berjuang melawan diri sendiri
PUISI PAHLAWAN PEJUANG INDONESIA
Untukmu para pejuang Indonesia
Berbekal bambu runcing
Berbaris jajaran terdepan
Berteriak maju melawan penjajah
Peluh keringat bercucuran darah jua
Kau hiraukan demi kemerdekaan bangsa
Tak gentar semua pengorbananmu
Kini Indonesia telah merdeka
Bagaimana anak bangsa seperti kami membalas perjuanganmu
Segala kau berikan pada bumi Ibu Pertiw
Tanpa mengharap imbalan balas jasa
Tak sedikit dari para pejuang kehilangan nyawa
Tak diketahui pula apa benar telah dikebumikan
Semua yang bertempur dengan layak
Izinkan kami menjadi sepertimu
Terbakar semangat hingga urat nadi
Memperjuangkan Indonesia dengan cara berbeda
Pahlawanku
Engkau kan selalu dikenang
Atas jasamu dan dalam sejarah perjuangan
PUISI PAHLAWAN SEMANGAT
Dibalik Kobaran Semangat Juang Mu
Kabut
Membekas kenangan Ibu Pertiwi
Mendung menyelimuti
Rintik kian deras menerpa
Turuk membanjiri lautan peluh dan darah
Dia tak menunggu keputusan pencipta
Serbu
Maju untuk merdeka atau mati
Takbir berkumandang Allahu Akbar
Teriakmu terdengar hingga sukma
Sebilah bambu runcing bersatu
Tak lupa panjatan ayat suci
Kau kumandangkan bukti semangat juang
Demi melepas belenggu penjajahan
Belati tak kau hiraukan
Meski mengoyak kulit mengiris nadi
Semua demi tanah air
Kini dari atas kau lihat
Perjuanganmu terbayar lunas
Indonesia telah merdeka
Tenanglah diperistirahatan abadimu
Kami akan melanjutkan perjuanganmu
Demi melindungi Indonesia
Mensejahterakan seluruh anak bangsanya
PUISI PENGORBANAN PAHLAWAN
Pengorbananmu
Tak terhitung kubik darahmu bercucuran
Dari luka belati hingga senapan
Hasil perjuangan melawan penjajah
Peluh membasahi tubuhmu
Tak kau hiraukan
Anganmu tak tentu arah
Bulatkan tekat pada satu tujuan
Tak lelah dimedan perang
Walau rindu keluarga kau sembunyikan
Kejam
Itulah gambaran pertempuran
Jiwa tak dapat berdusta
Tengah dirundung kesedihan
Hanya satu pilihan
Merdeka atau mati ditangan penjajah
Pagi hinggan malam
Bulan pun menjadi tahun
Telah beribu malam menanti
Tetap jua tak terlepas
Pengorbananmu demi bangsa
Akan selalu kami kenang
Tak kubiarkan tuk dilupakan
Wahai pahlawanku
Ksatria pelindung negeri
Pejuang kemerdekaan
PUISI PAHLAWAN TUMPAH DARAH INDONESIA
Tanah Tumpah Darah Indonesia
Indonesia
Tanah tumpah darah tercinta
Rasa tak ingin melihat bangsaku
Terpuruk perekonomia
Tersungkur belenggu hutang
Hingga jatuh dalam jurang kehancuran
Tekad bulat setinggi cakrawala
Demi Ibu Pertiwi kan kuperjuangkan
Peluh pengorbanan melanjutkan perjuangan
Para pahlawan yang telah gugur di medan pertempuran
Aku tak boleh kalah
Dengan ketakutan diri sendiri
Aku tak boleh menyerah
Dengan keadaan yang mencengkram memaksa
Semangatku akan selalu berkobar
Untuk mengharumkan nama Indonesia
Selama mentari terus hidup didunia
Selama itu pula aku tak akan berhenti
Dalam semangat kobaran perjuangan masa kini
Sebagai anak bangsa
Sebagai penerus pendahuluku
Aku kan terus melindungi
Tumpah darah Indonesia
Hingga raga ini menyatu dengan tanah
Baca juga: Puisi Kemerdekaan
PUISI PAHLAWAN MELAWAN PARA PENJAJAH
Hai kalian para penjajah
Bangsa asing merasa terhebat
Paling tinggi dan berkuasa
Berani mengusik ketentraman bumi Indonesia
Telah lama kalian merajalela
Mengeruk harta Ibu Pertiwi dan tenaga rakyat
Kini waktunya angkat kaki
Kami tidak rela dibawah perintah kalian
Yang menghabiskan kekayaan negeri kami
Pergi
Menyingkir atau bertempur
Mati pun kami tak takut
Pendahulu kami mengajarkan arti perjuangan
Kami tak akan menyerah
Meski darah tergenang hingga oksigen tak mampu dihirup
Kejahatan kalian sungguh keji
Alam kami kalian rampoh
Penerus kami kalian musnahkan
Kami tidak akan tinggal diam
Perlakuanmu yang selalu menginjak
Pergi
Mungkin kau lebih lincah dengan senapan dan kendaraan baja
Tipu daya muslihat kalian tak terbaca
Ya kalian lebih keji dari binantang
Aku akan melawan
Merdeka harga mati
Tak peduli bermodalkan bambu runcing
Tak peduli berjuang dengan kain rusuh
Aku akan terus maju
Hanya untuk memperjuangkan tanah airku
PUISI PAHLAWAN DARI ISTRI
Suamiku
Sudah lama kita tak berjumpah
Tak terhitung tetesan air mata
Bukti kerinduan menanti kepulanganmu
Rumah sepi tanpa dirimu
Hari-hari seakan kosong tanpa hadirmu
Aku tak ingin beranjak dari kamar ini
Penuh dengan kenangan kita
Aku mengerti kamu sedang bertemput
Berjuang demi tanah air
Beribu fikiran negatif sering menghampiriku
Banyak kemungkinan kamu dapat gugur
Mungkin aku akan kehilangan ragamu
Tapi tidak cintamu dan kenangan kita
Aku tak ingin mati jika kau tak kembali
Aku akan tetap disini
Menjaga rumah, anak-anak, dan kenangan
Aku mulai mengerti
Jika kau gugur mungkin disematkan sebagai pahlawan
Tetapi kau tetap jua
Pahlawan bagi hatiku pertama dan satu-satunya
Hingga mata ini tak mampu lagi terbuka
PUISI PAHLAWAN GARUDA HARGA MATI
Terlahir dari gagasan pendiri bangsa
Prinsipmu menjelma menjadi lambang
Bukti dari perjuangan para pahlawan dan rakyat
Hingga hembusan nafas terakhir mereka
Saat berada di medan perang
Setiap inci tubuhmu mengandung makna
Terdiri dari segenap harapan
Terselipkan sebuah impian
Menjadikan rupamu kian gagah mulia
Pandangan mata tajam
Dengan tubuh tegap dan tegar
Menggambarkan rakyat tanah air
Serta semangat juang menopangnya
PUISI SENYUM PARA PAHLAWAN
Puisi Pahlawan
Peluh bercucuran dari tubuhmu
Darah tak hentinya mengalir dalam nadimu
Api semangat seakan berkobar abadi
Tidak berhenti walau terluka
Semangat juang meliputi
Demi tercapainya harapan dan kemerdekaan
Segenap jiwa ragamu bertekad membara
Dengan tegap dan gagah kau berdiri di barisan terdepan
Tak penting semua kesakitan kau alami
Demi bumi Ibu Pertiwi
Kini kau telah tiada
Beristirahat tenang dialam berbeda
Engkau dapat melihat senyum anak bangsa
Terbebas dari belenggu kaum penjajah
Kini dari atas sana
Engkau mungkin hanya bisa memanjatkan doa
Agar semua tetap aman dan sentosa
PUISI DONGENG PERJUANGAN PAHLAWAN
Puisi Pahlawan
Aku seakan tak melihat keadaan
Tak dapat pula mendengar deru amarah
Bahkan sebuah tangisan menyerupai dongeng
Kakek bercerita dengan pilunya
Raut wajah keriputnya perlahan tersenyum
Membelai lembut puncak kepala
Sambil menceritakan
Dua manusia dengan latar belakan berbeda
Tidak sederajat namun terikat dengan tali kebebasan
Secercah harapan mulai timbul dari impian
Akhirnya terwujud jadi kenyataan
Pahlawan
Rela gugur dimedan pertempuran
Nyawa terpisah dari raga akibat peluru
Menembus kulit serta menghabiskan darah
Perjuanganmu tidak sia-sia
Kini Indonesia telah bebas dari penjajah
Kami telah merdeka berkat perjuanganmu jua
Kami generasi muda
Calon penerus bangsa
Takkan mengecewakan dirimu
Yang telah tenang disisi Pencipta
Namun jika kau mengintip bangsa ini kini
Mungki senyummu dapat memudar
Tangismu akan kembali lagi pecah
Tawamu mungkin tak mampu terdengar lagi
Wahai pahlawanku
Maafkan kami tak mampu memperbaiki
Negara ini yang semakin lama kian merana
Aku berjanji padamu
Kan berjuang merebut kembali kemerdekaan itu
Kemerdekaan yang hakiki
Membuat bangsa ini aman dan sejahtera
Untuk selamanya
PUISI PAHLAWAN JEJAK PARA PEJUANG
Puisi Pahlawan
Membela segenap bangsa dan tanah air
Tanpa kenal lelah
Maju melawan digaris depan
Mungkin saja ajal datang menjemput
Mungkin pula malaikat pencabut nyawa enggan mendekati
Nafas perjuangan sampai titik darah penghabisan
Mata menatap tajam para penjajah
Tak akan sirna bayangan perjuanganmu
Walau telah terlewati zaman
Syair pujangga seolah berlomba-lomba
Mengkisahkan perjuanganmu pada masa itu
Meski kau mengalami kepahitan meregang nyawa
Ditengah hiruk pikuk peperangan
Meski ragamu tersungkur tak berdaya di atas tanah
Berlumur darah dan peluh
Kau tetap menjadi bagian sanubari anak bangsa
Jejak perjuanganmu tak akan sirna
Menapak sungguh jelas melewati zaman
Dari alam baka kini kau dapat menyaksikkan
Bangsamu kini bersatu, hidup aman, dan tentram
PUISI PAHLAWAN SAAT PERTEMPURAN
Puisi Pahlawan
Pagi buta kau terbangun
Tak tentram hatimu memikirkan tanah air
Penjajah yang belum terusir
Membuatmu gundah dan bergegas untuk pergi
Seramam lusuh diujung bilik kamar kau kenakan
Dengan sangat rapi serta penuh tekad
Meski namamu tak dikenal
Wajahmu tak familiar dimata Indonesia
Tidak menyurutkan api perjuanganmu
Sampai kini kobaran semangat juang masih terasa
Tak lupa senapan berpeluru tajam
Kau sampitkan diantara lengan
Gagah berani lakumu di barisan terdepan
Menjadi pemimpin strategi pertempuran
Medan perang yang kejam
Tidak membuatmu takut dengan kekalahan
Tak kau pedulikan bila dijadikan umpan kemenangan
Serang
Kau kumandangkan menggelegar
Semangatmu pun terasa hingga urat nadi
Pejuang lain yang mendengarkan
Tanpa kau sadari
Ditengah medan perang sebuah peluru menembus jantungmu
Membuatmu seketika terjatuh
Tergeletak hingga terbujur kaku tak bernafas
Meski namamu tak dikenal
Perjuanganmu akan selalu kami kenang
Semangat perjuanganmu akan selalu kami jaga
Dalam hati dan keturunan kami kelak
PUISI PAHLAWAN MENGHARUKAN
Puisi Pahlawan
Perang memilukan hati bangsa
Bagi para keluarga pejuang yang ditinggalkan
Membekas luka dan kesedihan
Para pejuang bertempur seolah tak takut ajal
Demi membela Indonesia
Demi membebaskan generasi selanjutnya dari tangan penjajah
Masih terngiang dering peluru menembus kulit
Membuat hentakan jiwa menjadi lemah
Saat menegangkan di medan perang
Sederetan serdadu maju di garis depan
Berlari tanpa takut peluru menembus raganya
Sambil memegang bambu runcing
Serta menenteng senapan
Lantas tak takut dengan gertakan lawan
Bertempur merebut asa
Genderang peperangan pun ditabuhkan
Pejuang rakyat bergerak maju melawan penjajah
Dentuman ledakan berkali-kali tidak dihiraukan
Hanya demi satu tujuan mulia
Mengusir penjajah dari bumi Ibu Pertiwi
PUISI PAHLAWAN KEMERDEKAAN
Puisi Pahlawan
Kisah heroik penuh perjuangan seorang patriot diceritakan
Langsung dari bibir seorang veteran perang
Ketika itu pula rasa berkobar dalam nadi
Seakan tengah berjuang dihadapan penjajah
Kini menjadi legenda masa lampau
Kekejian penjajah terdengar bak hewan liar
Tanpa belas kasih menumpas para pejuang
Para pahlawan pun tak menyerah
Mereka biarkan tubuh berdarah demi membela tanah air
Perasaanku pun bercampur aduk mendengarnya
Antara sedih dan bersemangat
Akan perjuangan mereka yang tanpa lelah
Aku bagaikan tak rela para pejuang harus terinjak
Beberapa kehilangan nyawa dengan tubuh membujur kaku
Tak manusiawi ditangan penjajah
Usaha mereka tak sia-sia
Akhirnya Indonesia dapat merebut tambuk kemerdekaan
Tak lagi teraniaya oleh orang asing
Cerita dari para pejuang
Rela berkorban jiwa raga menghadapi penjajah
Sungguh membekas bagi pendengar
Terutama diriku yang masih muda
Masih harus jalan panjang dilalui
Rasa cinta pada bangsa pun harus terus dipupuk
Agar tidak terlena dengan kebahagiaan fana
PUISI PAHLAWAN TENTANG KEADILAN
Puisi Pahlawan
Dentuman genderang perang berbunyi
Deringan peluru membesit sukma
Saling beradu antar dua kubu
Ledakan tak terelakkan lagi
Menunjukkan babak pertempuran dasyat sedang berlangsung
Saat itu terjadi begitu mencekamkan
Keadilan dan ketidakadilan kabur
Menimbulkan suatu pertanyaan
Tentang siapakah yang keluar sebagai pemenang
Kemenangan tak dapat dipastikan
Para pertempur tidak mau kalah
Membela kepentingan dan haknya
Akhir cerita sebuah bendera berkibar di cakrawala senja
Pertanda kemenangan mulia bangsa
PUISI PAHLAWAN GAGAH
Puisi Pahlawan
Bambu runcing senjata ksatria
Sungguh ikonik sejak zaman peperangan
Para pahlawan tak gentar
Meski menerjang dengan bambu runcing
Menantang sejata besi yang angkuh
Penuh kesombongan serta ketamakan
Yang mencoba merampas kemerdekaan
Bambu runcing telah menghunus
Pasukan musuh diseberang
Hingga mundur berlari dan menghilang
Tapi sungguh disayangkan
Bambu runcing bukanlah dewa
Penggunanya pun berlumur darah
Tak tahu darah siapa gerangan
Pejuang berperang menumpas kedzaliman
Angkara murka berkobar pada manik mata
Seakan belati tajam mampu mengoyak sukma
Bambu runcing tegak dengan gagahnya
Tak takut akan tank dan meriam
Yang mampu takluk
Hanya dengan senjata buatan rakyat
Hingga kini bambu runcing menjadi legenda
Serta bukti nyata dari semangat perjuangan
Yang melahirkan buah kebebasan
PUISI PAHLAWAN BAGUS
Puisi Pahlawan
Kemerdekaan ini bukti
Perjuangan anak bangsa
Yang telah gugur sebagai pahlawan
Usaha tanpa mengenal lelah
Tak menyerah walau peluh darah mengalir
Kemerdekaan ini hadiah dari lelah
Tak terhingga gugur sang pahlawan
Kemerdekaan ini tetesan darah
Bercampur peluh penderitaan serta semangat
Pantang menyerah pantang mundur
Merdeka harga mati
Teriakan semangat dikumandangkan
Hingga terdengar dipelosok negeri
Kemerdekaan ini mengorbankan nyawa
Nadi-nadi putus dan tulang mengoyak
Sukma hilang dari raga
Kemerdekaan ini kegeraman rakyat
Telah tertindas sekian abad lamanya
Maju tanpa takut kalah
Demi kebebasan anak cucu kelak
Semua dipersembahkan untuk Indonesia
Semua untuk membuat senyum putra putri bangsa
Agar terwujudnya masa depan
Indonesia gemilang dan sejahtera
PUISI PAHLAWAN BIKIN SEMANGAT
Puisi Pahlawan
Merah putih gagah berani
Bergantung ditiang tertinggi
Berkibar sungguh gagahnya
Pesona kemerdekaan menyimpan sejuta perjuangan
Tak akan kubiarkan seseorang menginjaknya
Kan kujaga dengan jiwa raga
Meski harus beradu kata hingga raga
Tak terhingga pejuang gugur
Hanya demi mengibarkan sang saka
Berkibarlah wahai merah putih
Tunjukkan kekuatanmu
Kegagahanmu pada cakrawala
Berkibarlah sang saka merah putih
Menunjukkan jiwa ksatriamu
Melambangkan sejuta keberanian
Dan kesucian seputih awan
Berkibarlah dan jangan kau lelah
Meski veteran kian berpulan kepada-Nya
Kami kan selalu mengagungimu
Menjunjung tinggi ragamu hingga keangkasa
Wahai merah putih
Lambang kemerdekaan bangsa
Kami kan selalu menjagamu
PUISI PAHLAWAN REALITA HARI INI
Puisi Pahlawan
Hari ini kita mampu berdiri di depan cermin
Memandang rona ceria wajah
Serta indah busana
Takjub dengan rupa ciptaan Ilahi
Dengan lihai berlenggok centil
Hari ini
Wajah kita seakan bahagia
Seakan sumringah tanpa malu
Seakan urat telah putus
Muka tak berbentuk
Bagai tembok beton
Angkuh dengan bangganya
Tahukah kau
Dirimu yang tak berpikir
Perjuangan para pahlawan
Melawan penjajah hingga gugur
Agar kau dapat menikmati kebebasan
Hari ini
Terlihat banyak pemuda pemudi
Berlalu lalang memadu kasih dalam ilalang
Tak berfikirkah engkau
Kesengsaraan pejuang
Rela tertembak peluru
Demi anak cucunya kelak
Hari ini
Kenanglah perjuangan mereka
Hargai tumpah darah mereka
Jangan hanya mampu berhias diri
Agar terlihat mempesona
Hiaskanlah pula pemakaman mereka
Dengan bunga dan lantunan ayat suci
Hari ini
Mulailah berubah untuk menjadi lebih baik
Serta menghargai jasa mereka
Telah gugur dimedan peperangan.
PUISI BERTERIMAKASIH UNTUK PAHLAWAN
Puisi Pahlawan
Dari kedalaman hati yang mencintai tanah air
Jasamu tak ragu kau berikan
Hingga gugur ragamu
Hidupmu bagai jungkir balik
Dengan jam tidur tak menentu
Penuh luka sekujur tubuh
Peluh menetes menunjukkan lelahmu
Kau tak pernah mengeluh
Pengorbananmu demi Indonesia dahulu
Membuat penderitaan hidupmu
Miskin keadaanmu demi kami
Hancur ragamu demi membela kami
Berkat dirimu kini Indonesisa terbebas
Dari belenggu penjajahan
Seakan dapat membentang sayap indahnya
Menembus cakrawala dari sabang sampai merauke
Berkat dirimu Indonesia kini berjaya
Melewati berbagai masa
Hingga kami dapat mencecap zaman canggih kini
Tak terbayangkan jika tidak ada kalian
Para pahlawanku
Mungkin saat ini kami tidak mampu tersenyum lebar
Menatap kamera smartphone untuk berselfie
Mungkin tanpa perjuanganmu
Penjajah bisa saja masih menguasai negeri ini
Merampas kebahagiaan dan hak-hak kami
Mungkin jika kau tak maju bertempur di medan perang
Kami tak dapat menikmati indahnya sekolah
Puji syukur kami panjatkan beserta doa
Untukmu yang telah mati jiwanya
Namun tetap hidup di hati kami
Puisi pahlawan ini mungkin tak cukup
Mengenang jasamu yang tak terhingga
Perjuangan luar biasa kalian tanpa henti
Indonesia kini dapat menikmati udara kebebasan
Serta betapa indahnya sebuah kemedekaan
PUISI PAHLAWAN TENTANG PERJUANGANNYA
Puisi Pahlawan
Pagi ini kami melakukan upacara
Berdiri tegap memberi hormat terhadap bendera
Derap langkah rombongan paskibraka
Mengetuk sunggu bersemangat
Dengan formasi lengkapnya
Tak ragu maju ke depan
Sigam melangkah menaikkan bendera
Tak terbayang jika kita masish dijajah
Mungkin moncong senjata masih mengarah sebagai ancaman
Semua kini hanya kenangan yang tak mampu dilupakan
Akan para pejuang kemerdekaan
Dengan suara lantang hingga ujung penjuru
Dia sang pemimpin upacara
Menyuarakan tugasnya
Kami bangga sebagai putera puteri bangsa
Perjuanganmu tiada tara
Membuat Indonesia kini merdeka
Saat peperangan dulu kau berjuang
Hingga kubik tak terhingga darahmu tumpah
Penjajah durjana pun dapat kau taklukkan
Meski sebagian dari kalian merengang nyawa
Penjajah keji tak beretika mundur
Kalah oleh perlawananmu
Yang hanya berbekal sebilah bambu runcing
Kau mantan penjajah durjana
Sampai saat ini kami tak akan membiarkan
Memasuki Indonesia tercinta
Untuk merampas kembali kemerdekaan
Yang ingin kembali menjajah Indonesia
Sampai nyawa ini meregang
Kami tak akan membiarkanmu
Merampas kemerdekaan hadiah dari pahlawan kami
Sampai mati kami akan berusaha
Menjaga Indonesia agar tidak kembali terjajah
Kami akan mempertahankan hak kami
Sebagai putera puteri Ibu Pertiwi
PUISI PAHLAWAN DARI GENERASI MUDA
Puisi Pahlawan
Kami sang generasi muda
Para pahlawanku
Kami menjadi ujung tombak negeri ini
Menentukan kemana arah Indonesisa
Kami seperti seorang nahkoda
Melihat maju menghantam badai
Tak peduli karamnya kapal
Hanya berfikir berjuang menembus gelombang
Maafkan kami pahlawanku
Jika tangan ini mungkin dapat mencoreng
Membuat noda dari perjuanganmu
Kadang sebagian dari kami tak menyadari
Berpesta foya ria serta maksiat
Mengisi kekosongan waktu
Berbuat hal yang sia-sia
Dari lubuk hatimu mungkin menangis
Seakan teriris karena sikap kami
Maafkan kami
Yang terkadang tak mampu membendung amarah
Sebagian berubah menjadi pemimpin semena-mena
Memutuskan persoalan tak adil
Hanya mementingkan kesejahteraan diri sendiri
Kami seakan membuat noda
Hasil jerih payahmu memperjuangkan Indonesia
Sampai merah putih dapat berkibar
Gagah tegak di cakrawala
Kegetolan perjuangan kalian wahai pahlawanku
Gigih bertarung dan bersiasat
Berusaha menyingkirkan kenitaan penjajah
Kami seakan tak menghargai perjuanganmu
Maafkan kami
Mulai saat ini ingin berbenah diri
Mensyukuri semua yang kau wariskan
Yakni kebebasan dan kemerdekaan
Maafkan kami
Kami akan berjuang sepertimu
Membuat Indonesia kearah lebih baik lagi
Agar dapat disegani bangsa lain
Karena meneruskan pejuangan dan semangatmu
PUISI MENGENANG JASA PAHLAWAN
Puisi Pahlawan
Nikmat kemerdekaan ini tak terhingga
Mampu menyaksikkan kedamaian
Seluruh penjuru dari sabang sampai merauke
Kini kami mampu mewujudkan segala impian kami
Mampu mengenyam pendidikan hingga tinggi
Tak lupa didukung sebuah teknologi canggih
Semua ini ada bukan hanya karena kami
Tetapi utamanya berkat perjuangan kalian
Melepaskan anak cucu dari belenggu penjajah biadab
Hening cipta tak lupa kami lakukan
Setiap peringatan akan jasa-jasamu
Penderitaan dan pengorbananmu
Membuat kami saat ini berdiri gagah
Menikmati indahnya kebebasan sebagai warga negara
Kami takkan melupan seluruh perjuanganmu
Meski belum ada yang mampu kami persembahkan
Kami akan selalu berupaya
Melanjutkan semua perjuanganmu
Untuk membalas jasamu dan kematianmu
Kami tak akan pernah menyerah lagi
Membuat Indonesia semakin maju
Terdepan disegani bangsa lain
Rakyat hidup damai sejahtera
Itulah impian kami
Kan selalu kami kenang perjuanganmu
Kan kami lanjutkan perjuanganmu
Hingga kau dapat berbangga kepada kami
Dan senyum kebahagiaanmu
Kan mengembang dari atas sana
Terimakasih yang sedalam samudera
Setinggi langit cakrawal
Kami haturkan bersama doa kepadamu
Para pahlawan perjuangan tanah air Indonesia
PUISI PAHLAWAN IBU KARTINI
Puisi Pahlawan
Tak asing lagi
Sebuah kata pamungkas bagi para perempuan
Habis gelap terbitlah terang
Perjuanganmu dapat kami rasakan
Wahai Ibu Kartini
Kami kini dapat berdiri berani
Tanpa takut menatap lawan jenis
Tanpa takut terintimidasi
Berkat kesetaraan gender
Jerih payahmu dulu
Membuat kami mampu mengenyam pendidikan
Hingga setinggi langit
Mampu membuat kami belajar
Hingga ke negeri Cina
Kebodohan pergi tak berbekas
Bangku pendidikan tak ada lagi kasta
Anak-anak perempuan kini pintar
Prestasi tak terhitung telah diraih
Semua tak dapat terwujud
Tanpa perjuanganmu Ibu Kartini
Meski kau hanya diperingati setiap 21 April
Hingga kemeriahan acara peringatan atas dirimu
Tetapi kau akan selalu dihati ini
Semua tak akan cukup hanya dengan mensyukuri
Akan kami lanjutkan perjuanganmu
Demi memajukan kaum perempuan negeri ini
Kumpulan Puisi Pahlawan Singkat
PAHLAWAN
Karya: NN
Di tengah jeritan dan siksaan
Hidup dalam kukungan dan ketakutan
Di bawah telunjuk-telunjuk pemaksaan
Kau Hadir…
Dengan jiwa membawa tuk merebut bangsa
Teriknya matahari, tak mampu membakar semangatmu
Dinginnya malam, tak mampu bekukan tekadmu
Meski musuh layangkan pedang
Dalam serbuan berjuta orang
Kau terus berjuang dalam medan pertempuran
Berlari merebut pertiwi, meraih mimpi untuk merdeka
Kau tak pernah merintih
Menahan perih dan letih
Bermandikan keringat, teteskan darah
Hingga ajal menjemput raga
Kini…
Kau telah pergi, jaman pun silih berganti
Namun.. namau akan selalu mewangi
Mengisi lemba-lembar sejarah
UNTUK PAHLAWAN NEGERIKU
Karya: NN
Untuk negriku…
Hancur lebing tulang belulang
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat penyejuk hati
Ku rela demi tanah airku
Sangsaka merah berani
Putih nan suci
Melambai-lambai di tiup angin
Air mata bercucuran sambil menganjungkan do’a
Untuk pahlawan negri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagat raya
Hanya jasamu yang bisa ku lihat
Hanya jasamu yang bisa ku kenang
Tubuhmu hancur lebur hilang entah kemana
Demi darahmu…
Demi tulangmu…
Aku perjuangkan negriku
Ini Indonesiaku
UNTUKMU PAHLAWAN INDONESIAKU
Karya: NN
Demi negri…
Engkau korbankan waktumu
Demi bangsa…
Rela kau taruhkan nyawamu
Maut menghadang di depan
Kau bilang itu hiburan
Tampak raut wajahmu
Tak segelintir rasa takut
Semangat membara di jiwamu
Taklukkan mereka penghalang negri
Hari-hari mu di warnai
Pembunuhan dan pembantaian
Dan dihiasi Bunga-bunga api
Mengalir sungai darah di sekitarmu
Bahkan tak jarang mata air darah itu
Yang muncul dari tubuhmu
Namun tak dapat…
Runtuhkan tebing semangat juangmu
Bambu runcing yang setia menemanimu
Kaki telanjang yang tak beralas
Pakaian dengan seribu wangian
Basah di badan keringpun di badan
Yang kini menghantarkan indonesia
Kedalam istana kemerdekaan
***
BAMBU RUNCING
Karya: NN
Mengapa engkau bawa padaku
Moncong bayonet dan sangkur terhunus
Padahal aku hanya ingin merdeka
Dan membiarkan Nyiur-nyiur derita
Musnah di tepian langit
Karena kau memaksaku
Bertahan atau mati
Dengan mengirim ratusan Bom
Yang engkau ledakkan di kepalaku
Aku terpaksa membela diri
Pesawat militermu jatuh
Di tusuk bambu runcingku
Semangat perdukaanmu runtuh
Kandas di Batu-batu cadas
Kota Surabaya yang panas
PENGORBANAN
Karya: NN
Mengucur deras keringat
Membasahi tubuh yang terikat
Membawa angan jauh entah kemana
Bagaikan pungguk merindukan bulan
Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan
Pagi yang menjadi malam
Bulan yang menjadi tahun
Sekian lama telah menanti
Dirinya tak jua lepas
Andai aku sang Ksatria
Aku pasti menyelamatkanya
Namun semua hanya mimpi
Dirinyalah yang harus berusaha
Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi
***
PAHLAWANKU, INILAH JANJIKU
Karya: NN
Aku tak pernah tahu
siapakah dirimu
apakah pekerjaanmu kala itu
yang aku tahu
sejarah telah menaburi dirimu
dengan bunga-bunga yang mengharumkan namamu
Pahlawanku,
perjuanganmu dalam memperjuangkan kemerdekaan
mempertahankan harga diri bangsa
yang bertahun-tahun lamanya
diinjak-injak bangsa kolonialis
telah menggugah semangat di dalam dadaku
menghadirkan rasa nasionalisme yang sama
dengan yang engkau miliki kala itu
kini, kuberjanji
akan meneruskan perjuanganmu, pahlawanku
berfikir demi kemajuan bangsa
melangkah demi terwujudnya Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
berkarya demi kemanusiaan
bertindak demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Itulah janjiku, wahai pahlawanku
DONGENG PERJUANGAN
Karya: NN
Aku tidak melihat akan keadaan
Aku tak mendengar akan amarah
Bahkan tangisan seolah sebuah dongeng
Cerita dari kakek yang pilu
Perlahan wajah keriput itupun tersenyum
Membelai lembut kepalaku sambil bercerita
Dua manusia berbeda latar belakang
Yang tidak sederajat dan hanya terikat tali kebebasan
Sebuah harapan yang berawal dari impian
Hingga berakhir menjadi kenyataan
Pahlawan yang terlahir dari perjuangan
Pahlawan terpisahkan oleh sebutir peluru
Takkan ada kekecewaan pahlawanku
Takkan ada yang perlu disesali
Kau akan merasakan sejuknya angin kebebasan
Dan aku hanya bisa beristirahat di sini
PAHLAWANKU
Karya: Rezha Hidayat
Pahlawanku…
Bagaimana Ku bisa
Membalas Jasa-jasamu
Yang telah kau berikan untuk bumi pertiwi
Haruskah aku turun ke medan perang
Haruskah aku mandi berlumuran darah
Haruskah aku tersusuk pisau belati penjajah
Aku tak tahu cara untuk membalas Jasa-jasamu
Engkau relakan nyawamu
Demi suatu kemerdekaan yang mungkin
Tak bisa kau raih dengan tanganmu sendiri
Pahlawanku engkaulah bunga bangsa
***
PEMUDA UNTUK PERUBAHAN
Karya: Ananda Rezky Wibowo
Indonesiaku menangis
Bahkan Tercabik-cabik
Dengan hebatnya pengusaanya sang korupsi
Tak peduli rakyat menangis
Kesejahteraan jadi Angan-angan
Keadilan hanyalah Khayalan
Kemerdekaan telah terjajah
Yang tinggal hanya kebodohan
Indonesiaku, Indonesia kita bersama
Jangan hanya tinggal diam kawan
Mari kita bersatu ambil peranan
Sebagai pemuda untuk perubahan
***
DI BALIK SERUAN PAHLAWAN
Karya: Zshara Aurora
Kabut…
Dalam kenangan pergolakan pertiwi
Mendung…
Bertandakah hujan deras
Membanjiri rasa yang haus kemerdekaan
Dia yang semua yang ada menunggu keputusan Sakral
Serbu…
Merdeka atau mati Allahu Akbar
Titahmu terdengar kian merasuk dalam jiwa
Dalam serbuan bambu runcing menyatu
Engkau teruskan Menyebut Ayat-ayat suci
Engkau teriakkan semangat juang demi negri
Engkau relakan terkasih menahan tepaan belati
Untuk ibu pertiwi
Kini kau lihat…
Merah hitam tanah kelahiranmu
Pertumpahan darah para penjajah keji
Gemelutmu tak kunjung sia
Lindunganya selalu di hatimu
Untuk kemerdekaan Indonesia Abadi
JIWA YANG GUGUR
Karya: Rayhandi
Jiwa jiwa yang gugur
Jasad jasad berserakan di bumi indonesia
Darah menjadi biru hitam jeritan
Rasa takut menyatu dengan hati.
Jiwa jiwa yang gugur
Kini mereka suci di janah
Menjadi tamu allah
Mereka tersenyum di sana
Tersenyum untuk indonesia yang semakin dan menderita.
Jiwa jiwa yang gugur
Tidak tahukah kau jumlah roh yang terpisah dengan jasad?
Beratus bahkan beribu jiwa menjadi almarhum.
Jiwa jiwa yang gugur
Mereka gugur untuk satu nama
Mereka berkorban untuk satu nama
Mereka menangis untuk satu nama
Indonesia….indonesia!
Baca juga: Kumpulan Puisi Pahlawan Yang Gugur di Medan Perang
NEGERI KITA
Karya: NN
Kemerdekaan negeri ini bukanlah hadiah
Kau raih dengan darahmu yang tlah tumpah
Merah Putih itu kini telah berdiri gagah
Tanpa seorangpun berani mengubah
Pahlawanku, kan ku jaga negeri kita
Ku curahkan jiwa dan raga tuk Indonesia tercinta
Ku bangun dan ku isi kemerdekaan ini
Dengan penuh upaya meski tak seberapa
KARENAMU PAHLAWANKU
karya: Rayhandi
Karenamu pahlawanku
Sekarang aku bisa hidup tenang
Tanpa kerja rodi romusa
Tanpa jerit takut rakyat tertembak.
Karenamu pahlawanku
Sekarang bumi kami damai
Air dan tanah menjadi kekayaan pertiwi
Bukan eropa bukan juga belanda.
Karenamu pahlawanku
Aku hidup di jaman merdeka
Setiap badan memiliki hak sama.
Karenamu pahlawanku
Hingga hari ini aku bisa menulis puisi dan sepucuk doa
Doa untuk roh roh suci kalian
Yang berjuang atas darah dan tulang.
PAHLAWAN TAK DIKENAL
Karya: Toto Sudarto Bachtiar
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda.